Otot merupakan organ tubuh unik yang
dikhususkan tubuh dalam mentransformasikan energi kimia menjadi suatu
gerakan. Sedangkan dalam pembentukannya otot itu sendiri atau hipertrofi
otot menjadi popular dan sangat diperhatikan sekali oleh kalangan
fitness maupun binaragawan mulai dari proses kontraksi hingga saat
dimana otot membutuhkan recovery yang tepat melalui program nutrisi.
Perlu Anda ketahui, untuk menimbulkan
atau mewujudkan ukuran otot yang optimal dan besar perlu dilakukan suatu
kontraksi otot yang mensignifikan. Berikut mekanisme pembentukan otot
agar terbentuk besar dengan cepat:
1. Contraction
Kontraksi
atau kontraksibilitas merupakan kemampuan otot untuk memendek dari
ukuran semula, dimulai melalui potensial aksi dalam serabut-serabut otot
yang menyebabkan pelepasan ion-ion kalsium dari retikulum sarkoplasma
sehingga menimbulkan suatu peristiwa reaksi kontraksi gerakan. Dalam
mekanismenya,setiap gerakan otot yang dihasilkan oleh tubuh akan bermula
pada kontraksi. Inilah langkah awal progress pembentukan otot menjadi
besar.
Menurut hasil penelitian dengan
mikroskop elektron dan difraksi sinar X yang ditemukan oleh Hansen dan
Huxly (1955), mengemukakan sebuah temuan teori kontraksi otot yang
disebut model sliding filaments. Teori ini menyatakan bahwa kontraksi
didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil, yang
berupa filamen aktin dan filamen miosin. Rangsangan yang diterima oleh
asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini
cukup memerlukan energi, apalagi jika mengenakan beban cukup berat, maka
ransangan perobekan otot pun akan semakin cepat terbangun.
2. Retraction
Disaat berkontraksi, otot menghasilkan
pergerakan serta daya angkat yang sesuai diinginkan. Semakin berat beban
yang dimainkan, maka semakin besar pula perobekan jaringan sel otot
yang akan terbentuk menjadi besar. Tak hanya itu, selama terdapat
potensial aksi saraf dan ion kalsium untuk dilepaskan, maka kontraksi
pun akan terus berlangsung. Namun setelah potensial aksi saraf mulai
terasa letih serta pelepasan ion tidak lagi dilepaskan, maka otot akan
kembali beristirahat pada posisi semula, dan inilah yang disebut dengan
relaksasi atau retraksi otot.
Secara gamblangnya, dalam satu kali
gerakan penuh (repetisi) otot akan mengalami dua fase gerakan, pertama
disebut kontraksi atau memendekan otot, dan yang kedua disebut retraksi
otot atau fase pemulihan otot atau memanjangkan otot pada kondisi
semula. Kedua konsep dasar inilah yang selalu dimainkan oleh otot Anda
selama berlatih beban.
3. Range of Motion
Mekanisme gerakan berikutnya disebut Range of Motion
(ROM) atau suatu rentang gerak maksimum yang dilakukan sendi untuk
menimbulkan suatu kontraksi serta pergerakan untuk meransang perobekan
sel otot. ROM sendiri terdiri atas contration dan retraction,
dimana keadaan otot digerakan secara pendek dan dimana otot harus
digerakan memanjang. Tujuannya dalam berlatih beban yaitu menstimulus
otot bergerak secara bebas pada sasaran otot yang dimaksud. Misalnya
kita ambil contoh saat berlatih bench press. Dalam satu repetisi gerakan terdapat dua gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang (repetisi), contraction yaitu disaat lengan menurunkan bar mendekati tubuh, dan retraction ketika lengan berupaya mendorong bar ke atas.
Kebanyakan gerakan dasar ini umum
dilakukan fitness mania pada set pertama, tujuannya meransang tubuh
memproduksi asupan oksigen lebih banyak. Semakin besar kinerja jantung
memompa darah melalui oksigen yang masuk, maka semakin cepat pula
sirkulasi peredaran menghantarkan nutrisi pada otot. Disaat jantung
bekerja secara ekstra, maka cadangan glikemik pada tubuh mulai
berkurang, dengan sendirinya produksi asam laktat menjadi meningkat,
inilah yang menjadi salah satu penyebab keletihan di saat Anda memainkan
beban dalam 3-4 variasi gerakan.
4. Partial Movements
Pada dasarnya gerakan parsial merupakan
gerakan yang dilakukan dimana sebagian tubuh ini sudah tidak mampu
mengangkat beban, namun tetap diusahakan untuk mendapatkan stimulus
pembentukan otot melalui gerakan separuh/sebagian. Melanjut dari
mekanisme pembentukan sebelumnya, latihan melalui gerakan parsial sangat
menguntungkan dalam membentuk definsi otot lebih tajam dan berserat.
Dalam teorinya, partial movements tidak
dilakukan seperti ROM, hanya saja gerakan tersebut mengambil jarak gerak
setengah dari ROM. Anda hanya cukup mengeksekusi beban dengan setengah
gerakan, lebih diutamakan lagi bila tidak menggunakan beban terlalu
berat, namun mencukupi jumlah repetisi banyak. Selain itu, gerakan
parsial sangat menguntungkan lagi jika gerakan tersebut dieksekusi
melalui alat mesin. Disini titik otot akan lebih terasakan kontraksinya
lebih dalam ketimbang Anda melakukannya dengan beban lepas.
5. Static Movements
Sebelum melaju ke mekanisme gerakan berikutnya, static movements
atau gerakan statis disebut juga dengan gerakan latihan isometric yang
merupakan jenis latihan kekuatan dimana sudut sendi dan otot tidak
berubah selama berkontraksi. Latihan ini pada termasuk rentetan teknik
latihan tahap akhir bila diurutkan melalui contraction, retraction, range of motion, partial movements
dan terakhir gerakan statis. Sifatnya yang diam tidak bergerak secara
dinamis membuat hipertrofi otot lebih terasa nyeri dan pantas jika
direfrensikan sebagai teknik latihan terakhir, karena disinilah otot
Anda tetap dipaksa bergerak melalui sisa-sisa tenaga yang dikerahkan
kembali secara keseluruhan.
Gerakan statis bisa Anda lakukan
menggunakan beban maupun tanpa beban. Dengan beban Anda cukup menahan
gerakan dalam beberapa hitungan, misalnya Anda berlatih lat pull-down menggunakan beban sedang. Kemudian saat melakukan contraction
Anda diharuskan menahannya dalam beberapa hitungan, katakanlah 20-25
ketukan cukup membuat otot punggung Anda berkontraksi. Adapun contoh
latihan lainnya yang mengandung unsur statis seperti Anda berlatih
plank.
6. Super slow movements
Super slow movements atau gerakan
super lambat dipopularkan oleh Ken Hutchins yang melibatkan kombinasi
kecepatan 1x ROM super lambat dalam mengangkat ataupun menurunkan beban
yang dilakukan secara berulang-ulang. Ken merekomendasikan dalam
melakukan setiap set nya diberikan durasi waktu antara 100 dan 180
detik, yang nantinya lebih dianjurkan untuk diterapkan selama dua kali
dalam seminggu. Menurut Aziz Nurwasit selaku atlet binaraga
menjelaskan, bahwa “super slow sifatnya dilakukan secara
perlahan-lahan dan benar-benar tertuju pada satu titiik otot yang
terkontraksi, sehingga membuat produksi asam laktat meningkat jauh lebih
cepat dari latihan biasanya. Biasanya, kalau latihan kategori seperti
ini lebih disarankan pada beberapa variasi gerakan latihan awal”.
Melihat dari segi positif lainnya, super slow movements
memberikan manfaat hipertrofi yang baik bagi otot khususnya bagi Anda
yang baru berlatih beban. Mekanisme gerakan yang dieksekusi secara
perlahan, teratur dan ekstra hati-hati membuat tubuh terminimalisir dari
beberapa gerakan berbahaya yang menyebabkan tubuh mengalami cedera. Ada
beberapa penelitian menyimpulkan bahwa dalam 10 minggu Super Slow menghasilkan progress pembentukan otot jauh lebih unggul bila dibandingkan dengan metode latihan biasanya.
Dari ke 6 mekanisme gerakan yang telah
dipaparkan tadi, sekirannya refrensi latihan Anda akan lebih tersalurkan
secara dinamis dan bervariatif. Namun secara garis besarnya, pokok dari
setiap gerakan yang selama ini Anda latih di gym mencakup dari
mekanisme yang dikemukakan tadi. Membuat gerak otot tidak cenderung
stagnan, merupakan salah satu teori pembentukan otot menjadi berkembang.
Apalagi bila kondisi demikian lebih Anda sempurnakan dengan
suplementasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan otot Anda. Semoga
bermanfaat.


0 komentar:
Posting Komentar