1.
MANQOBAH PERTAMA: MENERANGKAN TENTANG NASAB KETURUNAN SYEKH ABDUL QODIR
JAELANI NASAB DARI AYAH Sayyid Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani
ayahnya bernama : Abu Sholeh Janki Dausat, putra Abdullah, putra Yahya
az-Zahid, putra Muhammad, putra Daud, putra Musa at-Tsani, putra Musa
al-Jun, putra Abdulloh al-Mahdi, putra Hasan al-Mutsanna, cucu Nabi
Muhammad saw. putra Sayyidina 'Ali Karromallohu Wajhahu. NASAB DARI IBU
Sayyid Abdul Qodir Jaelani ibunya bernama : Ummul Khoer Ummatul Jabbar
Fathimah putra Sayyid Muhammad putra Abdulloh asSumi'i, putra Abi
Jamaluddin as-Sayyid Muhammad, putra al-Iman Sayid Mahmud bin Thohir,
putra al-Imam Abi Atho, putra sayid Abdulloh al-Imam Sayid Kamaludin
Isa, putra Imam Abi Alaudin Muhammad al-Jawad, putra Ali Rido Imam Abi
Musa al-Qodim, putra Ja'far Shodiq, putra Imam Muhammad al-Baqir, putra
Imam Zaenal Abidin, putra Abi Abdillah al-Husain, putra Ali bin Abi
Tholib Karromallohu wajhah. Dengan demikian, Syekh Abdul Qodir Jaelani
adalah Hasani dan sekaligus Husaini. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا
وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw
waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
2.
MANQOBAH KEDUA: BEBERAPA MACAM TANDA KEMULIAAN PADA WAKTU SYAIKH ABDUL
QODIR DILAHIRKAN Sayid Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani dilahirkan di
Naif, Jailani Irak pada tanggal 1 bulan Romadhon, tahun 470 Hijriyah,
bertepatan dengan 1077 Masehi. Beliau wafat pada tanggal 11 Rabiul
Akhir tahun 561 Hijriyah bertepatan dengan 1166 Masehi, pada usia 91
tahun. Beliau dikebumikan di Bagdad, Irak. PADA MALAM BELIAU DI
LAHIRKAN ADA LIMA KAROMAH (KEMULIAAN): 1. Ayah Syekh Abdul Qodir
Jaelani, yaitu Abi Sholih Musa Janki, pada malam hari bermimpi
dikunjungi Rosululloh SAW., diiringi para Sahabat dan Imam Mujtahidin,
serta para wali. Rosululloh bersabda kepada Abi Sholih Musa Janki:
"Wahai, Abi Sholih kamu akan diberi putra oleh Alloh. Putramu bakal
mendapat pangkat kedudukan yang tinggi di atas pangkat kewalian
sebagaimana kedudukanku diatas pangkat kenabian. Dan anakmu ini termasuk
anakku juga, kesayanganku dan kesayangan Alloh. 2. Setelah kunjungan
Rosululloh SAW, para Nabi datang menghibur ayah Syekh Abdul Qodir :
"Nanti kamu akan mempunyai putra, dan akan menjadi Sulthonul Auliya,
seluruh wali selain Imam Makshum, semuanya di bawah pimpinan putramu".
3. Syekh Abdul Qodir sejak dilahirkan menolak untuk menyusu, baru
menyusu setelah berbuka puasa. 4. Di belakang pundak Syekh Abdul Qodir
tampak telapak kaki Rosululloh SAW, dikala pundaknya dijadikan tangga
untuk diinjak waktu Rosululloh akan menunggang buroq pada malam Mi'raj.
5. Pada malam dilahirkan, Syekh Abdul Qodir diliputi cahaya sehingga
tidak seorangpun yang mampu melihatnya. Sedang usia ibunya waktu
melahirkan ia berusia 60 tahun, ini juga sesuatu hal yang luar biasa.
*** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi
fii kulli waqti wamakaan. ***
3.
MANQOBAH KETIGA : KECERDASAN SYEKH ABDUL QODIR DALAM WAKTU MENUNTUT
ILMU Syekh Abdul Qodir dalam menuntut ilmu berusaha mencari guru-guru
yang sudah pakar dalam ilmunya. Beliau mempelajari serta memperdalam
bermacam-macam disiplin ilmu diantaranya disiplin ilmu syari'ah.
Seluruh gurunya mengungkapkan tentang kecerdasan Syekh Abdul Qodir.
Beliau belajar ilmu Fiqih dari Abil Wafa 'Ali bin 'Aqil. Dari Abi 'Ali
Khotob alKaludiani dan Abi Husein Muhammad bin Qodhi. Ditimbanya ilmu
Adab dari Abi Zakaria At-Tibrizi. Ilmu Thoriqoh dipelajarinya dari Syekh
Abi Khoer Hamad bin Muslim bin Darowatid Dibbas. Sementara itu,
beliau terus menerus meraih pangkat yang sempurna, berkat rahmat Alloh
Yang Maha Esa sehingga beliau menduduki pangkat tertinggi. Dengan
semangat juang yang tinggi, disertai kebulatan tekad yang kuat beliau
berusaha mengekang serta mengendalikan hawa nafsu keinginannya. Beliau
berkhalwat di Iraq dua puluh tahun lamanya, dan tidak berjumpa dengan
siapapun. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت
ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi
asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
4.
MANQOBAH KEEMPAT : KEPRIBADIAN DAN BUDI PEKERTI SYEKH ABDUL QODIR
Akhlaq, pribadi Syekh Abduk Qodir Jaelani sangat taqwa disebabkan sangat
takutnya kepada Alloh, hatinya luluh, air matanya bercucuran. Do'a
permohonannya diterima Alloh. Beliau seorang dermawan berjiwa sosial,
jauh dari perilaku buruk dan selalu dekat dengan kebaikan. Berani dan
kokoh dalam mempertahankan haq, selalu gigih dan tegar dalam menghadapi
kemungkaran. Beliau pantang sekali menolak orang yang meminta-minta,
walau yang diminta pakaian yang sedang beliau pakai. Sifat dan watak
beliau tidak marah karena hawa nafsu, tidak memberi pertolongan kalau
bukan karena Alloh. Beliau diwarisi akhlaq Nabi Muhammad SAW.,
ketampanan wajahnya setampan Nabi Yusuf a.s. Benarnya (shiddiqnya) dalam
segala hal sama dengan benarnya Sayidina Abu Bakar r.a. Adilnya, sama
dengan keadilan Sayidina Umar bin Khottob r.a. Hilimnya dan kesabarannya
adalah hilimya Sayidina Utsman bin Affan r.a. Kegagahan dan
keberaniannya, berwatak keberanian Sayidina Ali bin Abi Tholib
Karromallohu wajhah. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى
كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana
bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
5.
MANQOBAH KELIMA : PAKAIAN SYEKH ABDUL QODIR DAN UJIAN YANG BELIAU
TERIMA Pakaian Syekh Abdul Qodir yaitu jubah dari bulu domba yang
kasar, dikepala beliau dililitkan sebuah kain. Di kala beliau berjalan
walaupun jalan yang dilaluinya banyak durinya, beliau jarang beralas
kaki, tidak memakai terompah apalagi sepatu. Makanannya cukup hanya
makan buah-buahan dan dedaunan. Dan kebiasaan beliau, tidak tidur dan
tidak minum air kecuali hanya sedikit saja, dan pernah dalam waktu yang
lama, beliau tidak makan, kemudian beliau berjumpa dengan seseorang yang
memberikan sebuah pundi-pundi berisikan sejumlah uang dirham. Sebagai
pemberian hormat kepada pemberinya, beliau mengambil sebagian uang tadi
untuk membeli roti dan bubur, kemudian duduklah beliau untuk memakannya.
Tiba-tiba ada sepucuk surat yang tertulis demikian : انما جعلت الشهوات
لضعفاء عبادي ليستعينوا بها على الطاعة واما الاقوياء فما لهم الشهوات
INNAMAA JU'ILATIS SYAHAWAATU LIDHU'AFAA'I 'IBAADII LIYASTA'IINUU BIHAA
'ALAT-THO'AATI, WA AMMAL AQWIYAA'U FAMAA LAHUMUS-SYAHAWAATU
(Sesungguhnya syahwat-syahwat itu adalah untuk hamba-hambaKU yang lemah,
untuk menunjang berbuat tho'at. Adapun orang-orang yang kuat itu
seharusnya tidak punya syahwat keinginan). Maka setelah membaca surat
tersebut beliau tidak jadi makan. Kemudian beliau mengambial
saputangannya, terus meninggalkan makan roti dan bubur tadi. Lalu beliau
menghadap qiblat serta sholat dua roka'at. Setelah sholat, beliau
mengerti bahwa dirinya masih diberi pertolongan oleh Alloh SWT. Dan hal
itu merupakan ujian bagi beliau. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا
وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw
waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
6.
MANQOBAH KEENAM : SYEKH ABDUL QODIR BERSAMA NABI KHIDHIR DI IRAQ Pada
waktu Syekh Abdul Qodir memasuki negara Iraq, beliau ditemani oleh Nabi
Khidhir a.s., pada waktu itu Syekh belum kenal, bahwa itu Nabi Khidhir
a.s., Syekh dijanjikan oleh Nabi Khidhir, tidak diperbolehkan
mengingkari janji. Sebab kalau ingkar janji, bisa berpisah. Kemudian
Nabi Khidhir a.s. berkata : "Duduklah engkau disini ! Maka duduklah
Syekh pada tempat yang yang ditunjukkan oleh Nabi Khidhir a.s. selama 3
tahun. Setiap tahunnya Syekh dikunjungi oleh Nabi Khidhir a.s. sambil
berkata : "Janganlah kamu meninggalkan tempat ini sebelum aku datang
kepadamu !". *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت
ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi
asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
7.
MANQOBAH KETUJUH : KEBIASAAN SYEKH ABDUL QODIR SETIAP MALAM DIGUNAKAN
UNTUK IBADAH SHOLAT DAN DZIKIR Syekh Abu Abdillah Muhammad al-Hirowi
meriwayatkan bahwa :"Saya berkhidmat menjadi mitra dan mendampingi Syekh
Abdul Qodir selama empat puluh tahun lamanya. Selama itu saya (Syekh
Abu Abdillah) menyaksikan beliau bila sholat Shubuh hanya dicukupkan
dengan wudhu 'Isya, artinya beliau tidak bathal wudhu. Seusai sholat
lalu Syekh masuk kamar menyendiri sampai waktu sholat Shubuh. Para
pejabat pemerintah banyak yang datang untuk bersilaturrahmi, tapi kalau
datangnya malam hari tidak bisa bertemu dengan beliau terpaksa mereka
harus menunggu sampai waktu Shubuh. Pada suatu malam saya mendampingi
beliau, sekejap matapun saya tidak tidur, saya menyaksikan sejak sore
hari beliau melaksanakan sholat dan pada malam harinya dilanjutkan
dengan zikir, lewat sepertiga malam lalu beliau membaca : ALMUHIITHUR
ROBBUSY SYAHIIDUL HASIIBUL FA'AALUL KHOLLAAQUL KHOOLIQUL BAARI`UL
MUSHOWWIR. Tampak badannya bertambah kecil sampai mengecil lagi, lalu
badannya berubah menjadi besar dan bertambah besar, lalu naik tinggi ke
atas meninggi bertambah tinggi lagi, sampai tidak tampak dari
pemandangan. Sejurus kemudian beliau muncul lagi berdiri melakukan
sholat dan pada waktu sujud sangat lama sekali. Demikianlah beliau
mendirikan sholat semalam suntuk, dari dua pertiga malam harinya, lalu
beliau menghadap qiblat sambil membaca do'a. Tiba-tiba terpancarlah
sinar cahaya menyoroti arah beliau dan badannya diliputi sinar cahaya
dan tidak henti-hentinya terdengar suara yang mengucapkan salam sampai
terbit fajar. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت
ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi
asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
8.
MANQOBAH KEDELAPAN : BERLAKU BENAR DAN JUJUR ADALAH PANDANGAN HIDUP
SYEKH ABDUL QODIR Diriwayatkan, Syekh Abdul Qodir ditanya oleh seorang
ikhwan, "Apakah pedoman dalam pandangan hidup ber'amal?". Beliau
menjawab: "Bagiku wajib benar pantang untuk berdusta." Diriwayatkan,
pada waktu Syekh menginjak usia muda belia, berusia 18 tahun. Pada suatu
hari yaitu hari Arafah bagi kaum muslimin yang naik haji atau sehari
sebelum 'Iedul Adha, beliau pergi ke padang rumput menggembalakan seekor
unta. Ditengah perjalanan unta tersebut menoleh ke belakang dan berkata
kepada beliau : "Hei Abdul Qodir, kamu tercipta bukan sebagai
penggembala unta." Peristiwa itu mengejutkan Syekh, dan beliau kembali
pulang. Sekembali di rumahnya, beliau naik ke atap rumahnya, dan dengan
mata bathinnya beliau melihat suatu majelis yang amat besar di Arafah.
Setelah itu Syekh datang menemui ibunya dan berkata : "Wahai Ibunda
tercinta, tadi sewaktu saya menggembala unta, si unta berkata padaku
dengan bahasa manusia yang fasih ; 'Hei Abdul Qodir, kamu tercipta bukan
sebagai penggembala unta', karenanya bila bunda mengizinkan, saya ingin
mesantren ke negeri Baghdad." Seperti telah diketahui umum, pada
waktu itu Baghdadlah pusat pengetahuan agama Islam. Ketika Ibunya
mendengar permohonan puteranya, maka keluarlah air matanya, mengingat ia
sudah tua dan suaminya, yakni Ayahanda Syekh Abdul Qodir sudah lama
meninggal dunia; timbul pertanyaan di hati Sang Bunda: apakah aku akan
bertemu lagi dengan puteraku tercinta? Akan tetapi karena Sang Ibu
adalah seorang wanita yang bersih hati, maka ia tidak menghalangi niat
mulia Sang Putra. Lalu Sang Ibu berkata: "Baiklah wahai anakku, bila
memang tekadmu sudah bulat, Ibu mengizinkanmu mesantren ke Baghdad, ini
Ibu sudah mempersiapkan uang 40 dinar yang ibu jahit dalam bajumu,
persis dibawah ketiak bajumu. Uang ini adalah peninggalan Almarhum
Ayahmu. Namun sebelum berpisah, Ibu ingin agar kau berjanji pada ibu,
agar jangan pernah kau berdusta dalam segala keadaan." Syekh Abdul
Qodirpun mempersembahkan janjinya pada Sang Bunda : "Saya berjanji untuk
selalu berkata benar dalam segala keadaan, wahai ibunda". Kemudian
berpisahlah ibu dan anak tersebut dengan hati yang amat berat. Setelah
beberapa hari kafilah berangkat, dan Syekh Abdul Qodir turut pula di
dalamnya berjalan dengan selamat, maka tatkala kafilah itu hampir
memasuki kota Baghdad, di suatu tempat, Hamdan namanya, tiba-tiba datang
segerombolan perampok. Enam puluh orang penyamun berkuda merampok
kafilah itu habis-habisan. Semua perampok tadi tidak ada yang
memperdulikan, menganiaya atau bersikap bengis kepada Syekh Abdul Qodir,
karena beliau nampak begitu sederhana dan miskin. Mereka berprasangka
bahwa pemuda itu tidak punya apa-apa. Kemudian ada salah seorang
penyamun datang bertanya "Hei anak muda, apa yang kau punyai?" Kemudian
Syekh menjawab :" Saya punya uang 40 dinar". "Tampang gembel gini ngaku
kaya, huh,dasar!", hardik si penyamun sambil ngeloyor pergi. Lalu si
penyamun menghadap kepala rampok sambil mengadu :" Wahai ketua , tadi
ada pemuda miskin, ia mengaku mempunyai 40 dinar, namun tidak ada
satupun yang percaya." "Dasar bodoh, bukannya kalian buktikan, malah
dibiarkan, bawa pemuda itu kesini!", bentak si kepala rampok pada anak
buahnya. Lalu Syekh di hadapkan kepada pimpinan rampok dan ditanya oleh
ketua rampok : "Hai anak muda, apa yang kau punyai?". Syekh Abdul Qodir
menjawab: "Sudah kubilang dari tadi, bahwa aku mempunyai 40 dinar emas,
di jahit oleh ibuku di bawah ketiak bajuku, kalau kalian tidak percaya
biar kubuktikan!". Lalu Syekh membuka bajunya dan mengiris kantong di
bawah ketiak bajunya dan sekaligus menghitung uang sejumlah 40 dinar
tadi. Melihat uang sebanyak itu, sang kepala penyamun bukannya
bergembira, tapi malah diam terpesona sejenak, lalu bertanya pada Syekh :
"Anak muda, orang lain jangankan punya uang sebanyak ini, punya satu
senpun kalau belum dipukul belum mau menyerahkan, kenapa kamu yang punya
uang sebanyak ini justru selalu jujur kalau ditanya?". Syekh menjawab
dengan tenang: " Aku telah berjanji pada ibuku untuk jujur dan tidak
dusta dalam keadaan apapun. Jika aku berbohong maka tidak bermakna
upayaku menimba ilmu agama." Mendengar jawaban itu, sang kepala
penyamun tadi bercucuranlah air matanya, dan jatuh terduduk di kaki
Syekh Abdul Qodir sambil berkata : "Dalam keadaan segawat ini, kau tidak
berani melanggar janji pada ibumu, betapa hinanya kami yang selama ini
melanggar perintah Tuhan, sekarang saksikan di hadapanmu bahwa kami
bertobat dari pekerjaan hina ini." Kemudian kepala perampok tadi dan
anak buahnya mengembalikan semua barang-barang hasil rampokan kepada
kafilah, perjalanan dilanjutkan sampai ke Baghdad. Anak buah perampok
semua mengikuti jejak langkah pemimpinnya. Kembalilah mereka kedalam
masyarakat biasa mencari nafkah dengan halal dan jujur. * Diriwayatkan,
kepala perampok itu menjadi murid pertamanya. *** اللهم انشر عليه
رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi
rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
9.
MANQOBAH KESEMBILAN: SYEKH ABDUL QODIR UNTUK PERTAMA KALINYA MEMBERIKAN
CERAMAH PENGAJIAN DI HADAPAN PARA ULAMA BAGHDAD Dalam kitab Bahjatul
Asror diterangkan bahwa pada hari selasa tanggal enam bulan Syawal tahun
521 Hijriyah menjelang waktu dzuhur, saya melihat kedatangan Rosululloh
SAW, kata Syekh Abdul Qodir, lalu beliau bersabda kepadaku : "Wahai
anakku, mengapa kamu tidak segera memberikan pengajian pada jama'ah
pengajian itu?". Lalu Syekh Abdul Qodir mengemukakan alasannya : "Ya
Rosulalloh, bagaimana saya bisa memberikan pengajian, sebagaimana
diketahui bahwa saya ini orang ajam, sedangkan mereka para Alim Ulama
Baghdad yang akan kuhadapi, mereka sangat fasih berbahasa Arab". "Coba
buka mulutmu!", sabda Rosululloh SAW. yang ditujukan kepadaku. Lalu
saat itu pula saya membuka mulut, kemudian diludahinya mulutku tujuh
kali oleh Rosululloh SAW. Sabda beliau : "Mulai sekarang, silakan kamu
mengajar, ajaklah mereka menuju Tuhanmu dengan jalan hikmat dan
kebijaksanaan, berikan nasihat dengan tuntunan dan tutur kata yang
baik." Setelah itu beliau menghilang dari pandanganku. Setelah kejadian
itu lalu aku melaksanakan sholat Dzuhur. Tidak berapa lama kemudian
saya melihat orang-orang berdatangan dari beberapa arah, mereka
berbondong-bondong menuju madrosahku. Menghadapi kejadian ini saya
menjadi gugup, badan terasa menggigil, dagu menggeletar, gigi gemeretak,
hatiku berdebar-debar. Dan anehnya lagi mulutku terasa terkunci dan
tidak bisa berbicara. Menghadapi kebingungan ini tiba-tiba terlihat
Sayyidina Ali langsung berdiri di hadapanku sambil bertanya: "Mengapa
kamu tidak segera memulai pengajian?". Dengan penuh khidmat saya
menjawab: "Saya menjadi kaku dan gugup, tidak bisa berbicara menghadapi
orang banyak". Lalu beliau menyuruh padaku untuk membuka mulut. Setelah
mulutku dibuka agak ternganga, lalu diludahinya enam kali. Saya
bertanya kepada beliau: "Mengapa tidak tujuh kali ?". Beliau memjawab: "
Karena menghormati kepada yang lebih tinggi kedudukannya, yakni
Rosululloh SAW". Setelah itu beliau menghilang lagi dari pandanganku.
Sejurus kemudian badanku menjadi tidak kaku dan hatiku terasa lapang,
tidak ada sesuatu apapun yang mengganjal, lalu saat itu pula pengajian
dibuka dan dimulai dengan lancarnya. Pada pengajian pertama itu saya
mulai memberikan nasihat dengan pendahuluan pembahasan sebagai berikut:
ghowwasul fikri yaghusu fi bahril qolbi 'ala duroril ma'arifi
faastakhrijuhaa ilas sahilis shodri fayunaadi 'alaiha simsarut
turjumanil lisani watasytari binafaisi husnit tho'ati fi buyutin
adzinallohu anturfa'a. "Pola pikirku diibaratkan para penyelam,
menyelam ke dasar lautan hati, untuk mencari mutiara ma'rifat, setelah
kuperoleh lalu aku muncul kepermukakaan tepi pantai lautan dada, lalu
para pialang melalui para penerjemahnya menawarkan dagangannya, dan
mereka membeli dengan nilai ketaatan, ketaqwaan yang baik. Firman
Alloh dalam Al-Qur'an: Pelita itu dalam rumah-rumah (mesjid) yang sudah
diijinkan Alloh menghormatinya dan menyebut namaNYA dalam rumah itu
serta bertasbih didalamnya pagi dan petang." (Q.S. An-Nur :36). ***
اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi
fii kulli waqti wamakaan. ***
10.
MANQOBAH KESEPULUH : PARA ULAMA BAGHDAD BERKUMPUL DI MADROSAH SYEKH
ABDUL QODIR DENGAN MEMBAWA MASALAH YANG BERBEDA Syekh Abu Muhammad
Al-Mufarroj meriwayatkan , pada waktu saya ikut hadir di majelis Syekh
Abdul Qodir, seratus orang ulama Baghdad telah berkumpul masing-masing
membawa berbagai masalah untuk menguji Syekh, lalu beliau menundukkan
kepalanya, maka tampaklah oleh mereka cahaya laksana kilat keluar dari
dada beliau. Kemudian cahaya itu menghampiri dada tiap para ulama tadi,
spontan mereka menjadi gemetar kebingungan dan nafas mereka naik turun,
lalu mereka berteriak dengan teriakan yang sama, baju yang mereka pakai
mereka robek-robek sendiri, demikian pula sorban yang mereka pakai,
mereka lemparkan sendiri, lalu mereka mendekati kursi Syekh dan di
pegangnya kaki beliau, lalu masing-masing bergiliran meletakkan kaki
Syekh di atas kepala mereka. Pada saat itu suasana menjadi gaduh dan
hiruk pikuk. Lalu Syekh memeluk dan mendekap para alim ulama itu seorang
demi seorang, dan masalah yang akan dikemukakan mereka satu-persatu
dijawabnya dengan tepat dan jelas serta memuaskan. Mereka menjadi
tercengang serta kagum atas kepintaran dan kehebatan Syekh dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tadinya akan mereka tanyakan. ***
اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi
fii kulli waqti wamakaan. ***
11.
MANQOBAH KESEBELAS : TELAPAK KAKI NABI MUHAMMAD SAW. MEMIJAK PUNDAK
SYEKH ABDUL QODIR PADA MALAM MI'RAJ Syekh Rosyidin Al-Junaidi
meriwayatkan, pada malam Mi'raj, malaikat datang menghadap Rosululloh
SAW. sambil membawa buroq. Tampak sekali kaki buroq itu bercahaya
laksana bulan, dan paku kasut telapak kakinya bersinar seperti sinar
bintang. Dikala buroq itu dihadapkan kepada Rosululloh SAW., ia tidak
bisa diam dan kakinya bergoyang-goyang seperti sedang menari. Rosululloh
SAW. bertanya " Mengapa kamu tidak diam? Apakah kamu menolak untuk
kutunggangi?". Buroq berunjuk sembah: "Tidak, demi nyawa yang menjadi
penebusnya, saya tidak menolak, namun ada suatu permohonan, nanti pada
waktu Rosululloh SAW. akan masuk surga, jangan menunggangi yang lain
selain saya sendiri yang menjadi tunggangannya." Rosululloh SAW.
menjawab: "baik, permintaanmu akan kukabulkan ". Buroq masih mengajukan
permohonannya: "Ya Rosulalloh, saya mohon agar tangan yang mulia
memegang pundakku untuk tanda bukti nanti pada hari kiamat". Lalu
dipegangnya pundak buroq itu oleh Rosululloh SAW. Karena gejolak rasa
gembira sehingga jasad buroq itu tidak cukup untuk menampung ruhnya,
sehingga naiklah badannya membumbung tinggi keatas setinggi empat puluh
hasta tinggi badannya. Rosululloh berdiri sebentar melihat badan buroq
itu menjadi naik keatas sehingga terpaksa Rosululloh SAW. mencari dan
memerlukan tangga. Sementara itu, sekonyong-konyong datanglah ruh
Ghoutsul A'dhom Syekh Abdul Qodir Jailani mengulurkan pundaknya sambil
berkata: "Silahkan pundakku diinjak untuk dijadikan tangga". Lalu
Rosululloh memijakkan kaki beliau pada pundak Syekh, dan ruh itu
mengantarkan telapak kaki Rosululloh SAW. untuk menunggangi buroq. Di
saat itu Rosululloh SAW. bersabda: "Telapak kakiku menginjak pundakmu,
dan telapak kakimu nanti akan menginjak pundaknya para waliyulloh. ***
اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana bi asrorihhi
fii kulli waqti wamakaan. ***
12.
MANQOBAH KEDUA BELAS: PARA WALI MENYAKSIKAN PERINGKAT KETINGGIAN SYEKH
ABDUL QODIR Diriwayatkan dalam kitab Roudhotun Nadhirin fii Manaqibi
As-Syaikh Abdul Qodir, pada masa periode keenam dari zaman Abi Ali
Al-Hassan As-Sirri, sampai pada masa kelahiran Syekh Abdul Qodir, tidak
ada seorang 'alim ulama, kecuali pada umumnya mereka membicarakan
tentang keagungan pangkat kewalian Syekh dan akan menginjak pundak para
waliyulloh. Para 'alim ulama itu menerima isi dari pengumuman tersebut,
kecuali seorang wali dari kota Asfahan ia menolak isi dari pengumuman
itu. Dengan adanya penolakan tentang kewalian Syekh, pada saat itu juga
gugurlah ia dari pangkat kewaliannya. Hampir tigaratus tahun lagi Syekh
Abdul Qodir akan lahir, kedudukan pangkat kewaliannya sudah masyhur
dikenal masyarakat. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى
كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana waamiddana
bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
13.
MANQOBAH KETIGA BELAS: KERUSAKAN ORANG-ORANG YANG MENYEBUT SYEKH ABDUL
QODIR TANPA BERWUDHU Dalam kitab Kanzil Ma'ani diriwayatkan bahwa Syekh
Abdul Qodir pada waktu pertama kali beliau menerima pangkat
kewaliannya, beliau diliputi dengan sifat Jalaliyah Alloh, yakni sifat
Keperkasaan-Kesaktian. Oleh karena itu namanya menjadi sangat sakti.
Kesaktiannya telah terbukti bagi orang yang menyebut nama Syekh Abdul
Qodir dengan bersikap secara tidak sopan, menyebut nama beliau dengan
tidak punya wudhu, akan putus lehernya. Pada waktu berjumpa dengan
Rosululloh SAW., Rosul berpesan: "Wahai Abdul Qodir, sikap perilakumu
itu jangan kau lakukan lagi, banyak yang menyebut nama Alloh dan namaku,
mereka tidak bersifat sopan". Setelah menerima amanat beliau, saat itu
juga sikap perbuatan itu beliau tinggalkan. Banyak ulama Baghdad yang
menghadap Syekh Abdul Qodir, mereka mengharapkan agar beliau melepaskan
sikap perbuatan itu, mengingat banyak yang menjadi korban, dan merasa
iba terhadap mereka. Syekh Abdul Qodir berkata :"Sesungguhnya hal ini
bukanlah keinginan saya, saya menerima sabda dari Alloh yang isinya:
"Kamu sudah mengagungkan nama-Ku, namamu juga ku agungkan". Para alim
ulama mengemukakan yang menjadi sebab nama Syekh Abdul Qodir itu sangat
sakti karena beliau selalu membaca Saefi Hizbul Yaman karangan Sayyidina
Ali Karromallohu Wajhah. اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره
فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
14.
MANQOBH KEEMPAT BELAS : ORANG YANG MEMBACA HADIAH (BERTAWASUL) KEPADA
SYEKH ABDUL QODIR AKAN DI HASILKAN MAKSUDNYA Diriwayatkan oleh
guru-guru yang telah mendapat kehormatan, barang siapa yang menyebut
nama Syekh Abdul Qodir dengan tidak berwudhu, Alloh akan menyempitkan
rezeqinya. Dan barang siapa yang bernazar akan membaca hadiah bagi Syekh
Abdul Qodir, harus segera dilaksanakan agar kelak jangan disebut orang
yang menantang dan dikhawatirkan akan menerima kutukan. Barangsiapa
yang bersedekah makanan yang manis-manis pada malam Jum'at lalu
dibagikan pada faqir miskin dan sebelumnya membaca hadiah bertawasul
dengan membaca fatihah kepada Syekh Abdul Qodir lalu dimohonkan karomah
dan syafa'atnya, Insya Alloh akan dihasilkan segala maksudnya dan akan
mendapat pertolongan dari Alloh. Barangsiapa yang membaca fatihah
berhadiah kepada Syekh Abdul Qodir, bagi orang tersebut akan diberi
kelapangan, dan akan dikeluarkan dari segala kesulitan dunia dan
akhirat. Barangsiapa yang menyebut nama Syekh Abdul Qodir dengan
mempunyai wudhu dengan keikhlashan serta mengagungkan dan menghormati
kepada beliau, Alloh akan melimpahkan kegembiraan pada hari itu baginya
serta akan dilebur dosanya. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا
باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
15.
MANQOBAH KELIMA BELAS: NAMA SYEKH ABDUL QODIR SEPERTI ISMUL A'DZHOM Di
dalam kitab Haqoiqul-Haqoiq diriwayatkan, ada seorang perempuan datang
menghadap Syekh Abdul Qodir mengadukan hal anaknya: "Saya hanya
mempunyai seorang anak, kini ia hilang tenggelam kedasar laut, saya
percaya dengan penuh keyakinan bahwa Syekh bisa mengembalikan lagi anak
saya dan menghidupkan kembali, hidup seperti sedia kala, untuk hal ini
saya mohon pertolongannya". Mendengar keluhan dan permohonan perempuan
itu, Syekh berkata: "Sekarang juga pulanglah dan anakmu sekarang sudah
berada di rumahmu". Perempuan itu pulang dengan tergesa-gesa, setibanya
di rumah, anaknya itu tidak ada. Sementara itu segera ia menghadap
lagi kepada Syekh sambil menangis melapor bahwa anaknya itu tidak ada di
rumahnya. Syekh berkata: "Sekarang anakmu sudah berada di rumahmu,
sebaiknya kamu segera pulang". Perasaan rindu pada anaknya
menggebu-gebu, namun setibanya di rumah, anaknya belum juga ada. Dengan
penuh keyakinan ia tidak merasa putus asa datang lagi menghadap Syekh
sambil menangis menjerit-jerit, mohon supaya anaknya itu hidup lagi.
Sejenak kemudian Syekh menundukkan kepalanya dan tegak kembali sambil
berkata: "Sekarang tidak salah lagi, pasti anakmu saat ini juga sudah
berada di rumah". Dengan penuh harap ia pulang menuju rumahnya, dan
setibanya di rumah ternyata anaknya dengan selamat hidup kembali berkat
karomah Syekh Abdul Qodir. Menghadapi peristiwa ini, Syekh Abdul Qodir
bermunajat mengadukan halnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sambil
menumpahkan isi hatinya: "Sungguh saya merasa malu, Ya Alloh, oleh
seorang perempuan sampai tiga kali ia mengadukan hal anaknya. Apa latar
belakangnya, dan apa pula hikmah dari segala rahasia keterlambatan ini
?". Alloh menjawab: "Semua ucapan dan janjimu kepada perempuan itu,
kesemuanya itu benar tidak salah. Dan untuk diketahui pada waktu pertama
kamu mengatakan pada perempuan itu bahwa anaknya sumah berada di rumah,
waktu itu malaikat baru mengumpulkan tulang belulangnya yang
berserakan, dan untuk perkataan dan janjimu yang keduakalinya, juga
tidak salah, karena waktu itu seluruh anggota tubuhnya baru utuh kembali
dan dihidupkan, dan ketigakalinya pada waktu perempuan itu tiba di
rumahnya, si anak itu baru diangkat dari dasar laut dan dikembalikan
kerumahnya." Kemudian Syekh mengadu lagi pada Tuhan : "Ya Alloh, Engkau
menciptakan makhluk penghuni dunia yang berlimpah ruah banyaknya dan
beraneka ragam jenisnya, hal itu sangat mudah bagi-Mu, hanya sekilas
lintas dan sepatah kata saja sudah terwujud, demikian pula halnya pada
waktu mengumpulkan makhluk-Mu di Padang Mahsyar hanya dalam tempo yang
singkat sudah berkumpul, dibandingkan dengan hanya seorang anak yang
saya mohonkan sampai ia terlambat dan cukup makan waktu yang lama, apa
pula hikmahnya Ya Alloh?". Ketika itu Alloh bersabda: "Wahai Abdul
Qodir, kamu jangan merasa sakit hati, sekarang kamu silakan minta pasti
Kuberi". Dengan spontan Syekh merebahkan kepalanya bersujud syukur
sambil berkata: "Engkau Kholiq pencipta semua makhluq, dan saya makhluk
yang diciptakan oleh-Mu, semuanya juga pemberian-Mu, rasa syukur yang
tiada terhingga saya ucapkan atas segala anugerah-Mu yang kuterima".
Lalu Alloh memberi hadiah kehormatan kepada Syekh dan bersabda: "Barang
siapa melihatmu pada hari Jum'at, ia akan Ku-jadikan wali, dan kalau
kamu melihat ketanah tentu akan jadi emas". Syekh berkata lagi: "Ya
Alloh, semua anugerah pemberian-MU itu rasanya kurang bermanfaat bagiku,
saya mohon karunia-Mu yang lebih bermanfaat dan lebih mulia setelah
saya meninggal dunia". Alloh bersabda: "Namamu dibuat seperti nama-Ku
pada imbalan pahalanya. Aarang siapa Barang menyebut namamu, pahalanya
sama dengan orang yang menyebut nama-KU". *** اللهم انشر عليه رحمة
ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان allohummansyur 'alaihi rohmatau
waridhwana waamiddana bi asrorihi fii kulli waqti wamakaan. ***
16.
MANQOBAH KEENAMBELAS: SYEKH ABDUL QODIR MENGHIDUPKAN ORANG YANG SUDAH
MATI DALAM KUBUR Dalam kitab Asrorut Tholibin diriwayatkan Syekh Abdul
Qodir pada waktu melewati suatu tempat, beliau bertemu dengan seorang
umat Islam sedang hangat bersilat lidah, berdebat dengan seorang umat
Nasrani. Setelah beliau mengadakan penelitian dan pemeriksaan yang
seksama apa yang menjadi sebab sehingga terjadi perdebatan yang sengit
itu, kata seorang Muslim: "Sebenarnya kami sedang membanggakan Nabi kami
masing-masing, siapa di antara Nabi kami yang paling baik, dan saya
berkata padanya Nabi Muhammad-lah Nabi yang paling utama". Kata orang
Nasrani: "Nabi Isa-lah yamg paling sempurna". Syekh bertanya kepada
orang Nasrani: "Apa yang menjadi dasar dan apa pula dalilnya kamu
mengatakan bahwa Nabi Isa-lah lebih sempurna dari Nabi lainnya". Lalu
orang Nasrani itu menjawab: "Nabi Isa mempunyai keistimewaan, beliu
menghidupkan kembali orang yang sudah mati". Syekh melanjutkan lagi
pertanyaannya: "Apakah kamu tahu aku ini bukan Nabi, aku hanya sekedar
pengikut dan penganut agama Nabi Muhammad SAW?". Kata orang Nasrani:
"Ya benar, saya tahu". Lebih jauh Syekh berkata lagi: "Kalau kiranya
aku bisa menghidupkan kembali orang yang sudah mati, apakah kamu
bersedia untuk percaya dan beriman kepada agama Nabi Muhammad SAW ?".
"Baik, saya mau beriman kepada agama Islam", jawab orang Nasrani itu.
"Kalau begitu, mari kita mencari kuburan". Setelah mereka menemukan
sebuah kuburan dan kebetulan kuburan itu sudah tua, sudah berusia lima
ratus tahun, lalu Syekh mengulangi lagi pertanyaannya: "Nabi Isa kalau
akan menghidupkan orang yang sudah mati bagaimana caranya ?". Orang
Nasrani menjawab: "Beliau cukup mengucapkan QUM BIIDZNILLAH (Bangun kamu
dengan Izin Alloh)". "Nah sekarang kamu perhatikan dan dengarkan
baik-baik !", kata Syekh, lalu beliau menghadap pada kuburan tadi sambil
mengucapkan: "QUM BIIDZNII (Bangun kamu dengan izinku)". Mendengar
ucapan itu orang Nasrani tercengang keheranan, belum habis herannya,
kuburan terbelah dua, keluar mayat dari dalamnya. Mayat itu keluar
sambil bernyanyi. Konon pada waktu hidupnya mayat itu seorang penyanyi.
Menyaksikan peristiwa aneh tersebut, ketika itu juga, orang Nasrani
berubah keyakinannya dan beriman masuk agama Islam. *** اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohummansyur 'alaihi
rohmataw waridlwaanaa wa amiddanaa bi asrorihhi fii kulli waqti
wamakaan. ***
17.
MANQOBAH KE TUJUH BELAS : SYEKH ABDUL QODIR MEREBUT RUH DARI MALAKUL
MAUT Abu Abas Ahmad Rifa'i meriwayatkan , ada seorang pelayan Syekh
Abdul Qodir meninggal dunia, kemudian isterinya datang menghadap beliau
mengadukan halnya sambil menangis. Maka terbitlah belas kasihan dalam
hati beliau karena ratap tangis itu. Lalu pada sore harinya terbanglah
beliau ke angkasa mengejar malaikat maut yang sedang kelangit membawa
keranjang maknawi penuh berisi ruh-ruh manusia dan baru selesai tugasnya
mencabut nyawa orang pada hari itu. Kemudian beliau meminta kepada
malaikat maut supaya menyerahkan kepada beliau nyawa muridnya atau
mengembalikan nyawa tersebut pada badannya semula. Permintaan itu
ditolak oleh malaikat maut. Karena penolakan itu, beliau merebut dan
menarik keranjang maknawi, maka tumpahlah semua nyawa yang ada dalam
keranjang, nyawa-nyawa itu pun kembali ke jasadnya masing-masing.
Menghadapi peristiwa ini malaikat dengan segera mengadukan halnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa : "Ya Alloh, Engkau mengetahui tentang kekasih-Mu
dan wali-Mu Abdul Qodir. Alloh bersabda : "Memang benar, Abdul Qodir
itu kekasih-Ku, karena tadi nyawa pelayannya tidak kamu berikan,
akibatnya seluruh ruh itu terlepas, dan sekarang kamu menyesal karena
kamu tidak memberikannya. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا
باسرره فى كل وقت ومكان allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana
waamiddana bi asrorihi fii kulli waqti wamakaan. ***
18.
MANQOBAH KE DELAPAN BELAS: BERKAT KAROMAH SYEKH ABDUL QODIR BAYI
PEREMPUAN MENJADI BAYI LAKI-LAKI Syekh Hawad Al-Qodiri meriwayatkan,
ada seorang laki-laki datang menghadap Syekh Abdul Qodir dengan
permohonan ingin memperoleh anak laki-laki karena Syekh tempat
berlindungnya orang banyak, dan do'anya selalu di terima Alloh SWT.
Kata Syekh : "Permohonanmu itu wajar-wajar saja, nanti juga kamu akan
memperoleh anak laki-laki". Mendengar pernyataan yang menggembirakan
itu setiap hari ia selalu hadir di madrosah majelis ta'lim Syekh Abdul
Qodir. Beberapa hari kemudian isterinya melahirkan anak bayi perempuan,
lalu dengan segera ia membawa bayi itu menghadap Syekh, sambil
menyerahkan bayinya ia berkata diiringi keluhan: "Dari dahulu saya
selalu mengharap ingin memperoleh anak lelaki, namun kenyataannya kini
bayi perempuan, bukan bayi laki-laki". Kata Syekh : "Segera balut
burit bayimu itu dan bawa pulang, nanti juga kamu akan memperoleh bayi
laki-laki". Kemudian dibalutnya bayi itu dengan pemburitan lalu diemban
dibawa pulang. Setibanya di rumah lalu dibuka pembebat bayinya, dan
dengan diliputi rasa bahagia si mungil bayi itu menjadi bayi laki-laki
berkat karomah Syekh Abdul Qodir dan seijin Alloh Yang Maha Kuasa. ***
اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana waamiddana bi asrorihi fii
kulli waqti wamakaan. ***
19.
MANQOBAH KESEMBILAN BELAS : DISELAMATKANNYA ORANG YANG FASIQ KARENA
MENJAWAB SYEKH ABDUL QODIR KEPADA MALAIKAT MUNKAR NAKIR Diceritakan
pada zaman Syekh Abdul Qodir ada orang yang fasiq, tetapi sangat
mahabbah/mencintai Syekh Abdul Qodir. Setelah orang itu meninggal,
kemudian di dalam kubur ditanya oleh Malaikat Munkar Nakir. Jawaban
orang tersebut hanyalah Abdul Qodir. Kemudian datanglah sebuah jawaban
dari Alloh: "Wahai Munkar Nakir, orang itu memang betul-betul fasiq, dan
harus disiksa, tetapi karena dia sangat mahabbah /mencintai kepada
kekasih-Ku maka diampuni oleh-Ku. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا
وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohummansyur 'alaihi rohmataw
waridlwaanaa wa amiddanaa bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
20.
MANQOBAH KEDUAPULUH : SEEKOR BURUNG PIPIT TERBANG DIATAS KEPALA SYEKH
ABDUL QODIR, LALU JATUH DAN MATI Sebagian dari karomah Syekh Abdul
Qodir sedang berwudhu, tiba-tiba beliau dikotori oleh seekor burung
pipit yang sedang terbang diatas kepala beliau, kemudian Syekh
mengangkat kepala dan dilihatnya burung pipit itu, maka jatuhlah burung
itu dan mati. Kemudian pakaian yang sedang beliau pakai yang dikotori
tadi lalu dicucinya dan disedekahkan sebab kematian seekor burung pipit,
beliau berkata : "Kalau sekiranya kami berdosa karena matinya seekor
burung pipit, maka kain ini sebagai kifaratnya". *** اللهم انشر عليه
رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohummansyur 'alaihi
rohmataw waridlwaanaa wa amiddanaa bi asrorihhi fii kulli waqti
wamakaan. ***
21.
MANQOBAH KEDUA PULUH SATU : SYEKH ABDUL QODIR MENGUSAP BURUNG ELANG
YANG TERPUTUS KEPALANYA DAN TERBANG KEMBALI Diriwayatkan sebagian dari
karomah Syekh Abdul Qodir, pada suatu hari Syekh Abdul Qodir sedang
mengadakan pengajian di hadapan murid-muridnya di madrosah yang beliau
pimpin. Waktu itu keadaan cuaca sangat buruk angin berhembus dengan
kencangnya, tiba-tiba muncul seekor burung elang melewati atap madrosah
dengan suara yang keras hingar bingar mengganggu orang yang hadir
dimajelis pengajian, maka beliau berkata : "Wahai angin, potonglah
kepalanya !". Lalu angin bertiup dengan kencangnya memotong kepala
burung elang sehingga terpisah dari badannya dan jatuh dihadapan Syekh.
Kemudian beliau turun dari kursinya mengambil bangkai burung elang itu
dan meletakkannya di atas tangan beliau, diusapnya burung itu dengan
membaca : بسم الله الرحمن الرحيم tiba-tiba burung elang hidup kembali
kemudian terbang lagi dengan ijin Alloh SWT, dan hal ini disaksikan oleh
segenap jama'ah pengajian. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا
باسرره فى كل وقت ومكان allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana
waamiddana bi asrorihi fii kulli waqti wamakaan. ***
22.
MANQOBAH KE DUA PULUH DUA : SYEKH ABDUL QODIR TIAP TAHUN MEMBEBASKAN
HAMBA SAHAYA DARI PERBUDAKAN, SERTA NILAI BUSANA Pada sebagian kitab
manaqib meriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qodir tiap hari raya sudah
menjadi tradisi beliau membeli beberapa hamba sahaya untu dimerdekakan
dari belenggu perbudakan. Setelah dimerdekakan demi membina kemantapan
lebih lanjut Syekh mewusulkan mereka kepada Alloh SWT. Syekh Abdul
Qodir bila berpakaian, beliau memakai pakaian yang serba indah, bagus
dan mahal harganya. Nilai kainnya harga perkilonya (0, 6888 M) seharga
10 dinar, dan tutup kepalanya seharga 70 ribu dinar. Terompahnya untuk
alas kaki yang beliau pakai bertaburan intan berlian dan jamrud. Paku
terompahnya terbuat dari perak, namun pakaian yang serba mewah dan indah
itu bila ada orang yang memerlukannya saat itu juga beliau berikan.
*** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohummansyur 'alaihi rohmataw waridlwaanaa wa amiddanaa bi asrorihhi
fii kulli waqti wamakaan. ***
23.
MANQOBAH YANG KEDUA PULUH TIGA : SYEKH ABDUL QODIR MENERIMA MAKANAN
YANG TURUN DARI LANGIT Diriwayatkan, pada waktu Syekh Abdul Qodir
sedang berkhalwat selama empat puluh hari lamanya, beliau bermaksud
demgan niat yang kuat, yaitu tidak akan minum dan makan berupa makanan
dunia, terkecuali kalau makanan itu turun dari langit, dan air untuk
minum pada waktu berbuka puasa. Tinggal dua puluh hari lagi menuju hari
yang keempat puluh, terbukalah langit-langit atap rumahnya. Dikala itu
datang seorang laki-laki membawa wadah tempat buah-buahan yang dipegang
dengan kedua belah tangannya yang berisikan aneka ragam buah-buahan yang
langka adanya, rupanya bagus serta mengagumkan mata. Lalu dihidangkan
kepada Syekh, beliau berkata : "Ini makanan dari mana?" Sang pembawa
tadi menjawab :"Ini dari alam malakut dan jamuan ini untuk Syekh". Syekh
menjawab : "Jauhkan wadah itu dari pandanganku, karena emas dan perak
diharamkan oleh Rosululloh SAW". kemudian wadah yang terbuat dari emas
dan perak itu dibawa kembali. Pada waktu akan berbuka puasa datang
berkunjung malaikat sambil berkata : "Wahai Abdul Qodir, ini jamuan dari
Alloh SWT". Disodorkan baki yang penuh diisi makanan, lalu beliau
terima dan beliau makan bersama-sama dengan para pelayannya. *** اللهم
انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti
wamakaan. ***
24.
MANQOBAH KEDUA PULUH EMPAT : MASYARAKAT YANG MENDERITA PENYAKIT
THO'UN/KOLERA SEMBUH DENGAN RUMPUT DAN AIR MADROSAH SYEKH Para ulama
meriwayatkan, pernah terjadi pada zaman Syekh Abdul Qodir telah
berjangkit wabah penyakit tho'un / kolera sehingga ratusan ribu orang
yang meninggal dunia. Berduyun-duyun masyarakat datang minta
pertolongan kepada Syekh, beliau mengumukan kepada masyarakat : "Barang
siapa yang memakan rerumputan yang tumbuh di sekitar madrosahku, Alloh
akan menyembuhkan penyakit yang diderita masyarakat". Karena terlalu
banyak yang sakit dan rerumputan sebagai obat penangkal tidak cukup
malah sudah habis, lalu Syekh mengumumkan lagi : "Barang siapa yang
meminum air madrosahku akan disembuhkan Alloh SWT." Mendengar
pengumuman itu, para penderita penyakit, mereka beramai-ramai minum air
yang ada di sekitar madrosah Syaikh, seketika itu juga mereka menjadi
sembuh kembali, sehat wal'afiat. Penyakit tho'un yang mengganas segera
lenyap. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi
fii kulli waqti wamakaan. ***
25.
MANQOBAH KEDUA PULUH LIMA : TULANG BELULANG AYAM HIDUP KEMBALI BERKAT
KAROMAH SYEKH ABDUL QODIR Diriwayatkan, ada seorang perempuan datang
menghadap Syekh Abdul Qodir mengantarkan anaknya untuk berguru pada
Syekh, untuk mempelajari ilmu suluk, Syekh memerintahkan agar si anak
harus belajar dengan tekun mengikuti cara-cara orang salaf dan
ditempatkan di ruang kholwat. Beberapa hari kemudian si ibu selaku
orangtua murid datang menengok anaknya dan dilihat tubuh anaknya itu
menjadi kurus, makannya hanya roti kering dan gandum. Si ibu kemudian
masuk keruang Syekh dan melihat di hadapannya tulang-tulang sisa makanan
daging ayam yang sudah bersih. Ibu itu berkata :"Menurut penglihatan
saya Tuan Syekh makan dengan makanan yang serba enak. Sedang anak saya
badannya kurus karena makanannya hanya bubur gandum dan roti kering,
untuk hal itu apa maknanya sehingga ada perbedaan?". Mendengar
pertanyaan itu lalu Syekh meletakkan tangannya di atas tulang-belulang
ayam sambil bekata : قومي باذن الله تعالى الذي يحي العظام وهي رميم
QUUMII BI IDZNILLAHI TA'ALA ALLADZI YUHYIL 'IDZOMA WA HIYA ROMIIM
(berdirilah dengan idzin Alloh yang menghidupkan tulang belulang yang
sudah hancur). Lalu berdirilah tulang-belulang itu menjadi ayam
kembali sambil berkokok : لا اله الا الله محمد رسول الله الشيخ عبد
القادر ولي الله (Tidak ada Tuhan selain Alloh, Muhammad utusan Alloh,
Syekh Abdul Qodir kekasih Alloh). Syekh berkata pula kepada orang tua
anak itu : "Kalau anakmu dapat berbuat seperti ini, maka ia boleh makan
seenaknya asal yang halal". Ibu itu merasa malu oleh Syekh dan mohon
maaf atas prasangka yang buruk. Dengan keyakinan yang bulat, ibu itu
menyerahkan anaknya kepada Syekh untuk dididik. *** اللهم انشر عليه
رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi
rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
26.
MANQOBAH KEDUAPULUH ENAM: ANJING PENJAGA ISTAL SYEKH ABDUL QODIR
MEMBUNUH SEEKOR HARIMAU Diriwayatkan, bahwa Syekh Ahmad Zandah bila
berkunjung bersilaturrohmi kepada para waliyulloh, ia selalu menunggang
seekor harimau, dan bagi pribumi yang dikunjunginya harus menyediakan
seekor sapi untuk pangan harimaunya. Pada waktu ia berkunjung kepada
Syekh Abdul Qodir, dimintanya seekor sapi yang digunakan sebagai penarik
timba air setiap harinya, karena kebetulan sapi itu yang dilihatnya.
Sementara harimau sedang mengintai sapi yang menjadi mangsanya, tidak
diketahui sebelumnya bahwa di situ ada seekor anjing galak penjaga istal
kuda kepunyaan Syekh, tiba-tiba anjing itu menyerang, menerkam harimau
dan digigitnya hingga mati. Ahmad Zandah terkejut, timbul perasaan malu
pada dirinya, dengan merendahkan diri dan sikap hormat segera ia
menghadap Syekh lalu mencium tangan beliau. *** اللهم انشر عليه رحمة
ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi
rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
27.
MANQOBAH KE DUAPULUH TUJUH : SYEKH ABDU QODIR MEMBELI EMPAT PULUH EKOR
KUDA UNTUK CADANGAN OBAT ORANG SAKIT Diriwayatkan, ada seseorang yang
bertempat tinggal di suatu tempat agak jauh dari kota baghdad. Terbetik
berita yang sampai kepadanya tentang kemasyhuran Syekh Abdul Qodir, ia
bermaksud akan berziarah berkunjung ke rumah Syekh karena terdorong rasa
mahabbah. Setiba di kota Baghdad, ia tercengang keheran-heranan
melihat bangunan istal kuda kepunyaan Syekh sangat megah dan bagus,
papan lantai istalnya dibuat dari emas dan perak,pelananya dibuat dari
sutra dewangga yang indah warnanya, kudanya ada 40 ekor semuanya bagus
dan mulus sehingga kebagusannya tidak ada tolok bandingannya. Terlintas
dalam hatinya prasangka yang kurang baik, bisikkan hatinya berbicara:
"Konon dikatakan orang ia seorang wali, tetapi mengapa kenyataannya jauh
berbeda sekali ?. Ia seorang penggemar pencinta dunia. di mana ada
seorang wali yang cenderung mencintai dunia ?. Sikap prilaku semacam
begini tidak pantas diberikan gelar waliyulloh (Kekasih Alloh)". Semula
ia ingin bertemu dengan Syekh. seketika itu juga dibatalkan niatnya
tadi, lalu ia bertamu kepada seseorang di kota itu. Selang beberapa
hari kemudian ia jatuh sakit, dan penyakitnya sangat parah, tidak ada
seorang dokterpun di kota itu yang mampu mengobati penyakitnya.
Kebetulan ada seorang ulama ahli hikmah, ia memberi petunjuk, katanya:
"Menurut diagnosa penyakitnya itu sangat canggih, sulit untuk bisa
sembuh, kecuali kalau diobati dengan terapi hati kuda sebanyak empat
puluh hati kuda, baru bisa sembuh, dengan persyaratan kudanya harus
memiliki, mempunyai sifat dan bentuk khas tertentu." Di antara mereka
ada yang memperhatikan, dan menyarankan segera menghubungi Syekh,
"Karena beliaulah yang memiliki beberapa ekor kuda dan mempunyai sifat
bentuk khas yang diperlukan itu. Mintalah kepada beliau pertolongan dan
bantuannya. Beliau seorang dermawan dan suka memberi pertolongan." Di
waktu mereka menghadap Syekh, dengan suka rela beliau mengabulkan
permintaan mereka, setiap harinya disembelih seekor kuda untuk diambil
hatinya, sehingga kuda yang empat puluh ekor itu habis semuanya. Dengan
pengobatan empat puluh hati kuda, sembuhlah orang itu dari penyakitnya,
ia sembuh sehat seperti sedia kala. Dengan rasa syukur yang tiada
hentinya diiringi rasa malu, ia datang menghadap Syekh untuk mohon
ampunannya. Syekh berkata: "Untuk dikatahui olehmu, bahwa sejumlah ekor
kuda yang ku beli itu sebenarnya cadangan dan bagian untukmu, karena
aku tahu bahwa kamu akan mendapat musibah menderita penyakit parah yang
tidak ada obatnya kecuali harus dengan empat puluh kerat hati kuda. Aku
tahu maksudmu, semula kamu datang berziarah kepadaku semata-mata
didorong rasa cinta kepadaku, namun waktu itu kamu berprasangka buruk,
dan kau tidak tahu hal yang sebenarnya sehingga kamu bertamu kepada
orang lain." Setelah mendengar penjelasan itu, ia merasa banyak
bersalah dan segera ia bertobat, lalu Syekh meluruskan dan memantapkan
keyakinannya. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت
ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi
asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
28.
MANQOBAH KEDUA PULUH DELAPAN : JIN DAN SYETAN DIBAWAH KEKUASAAN SYEKH
ABDUL QODIR Diriwayatkan, pada waktu Nabi Sulaiman a.s. memusatkan
perhatian pada renungannya, terlintas dalam hati beliau kekhawatiran
terhadap ummat nanti di akhir zaman. Kekhawatiran dari gangguan jin dan
kenakalan syaithan yang demikian jahatnya dengan perbuatan yang tidak
sopan. Tiba-tiba terdengar suara dari alam ghaib, sabda Alloh : "Kamu
jangan khawatir, sebab nanti akan lahir Nabi penghabisan yaitu Muhammad
SAW. Diantara salah seorang anak cucunya ada yang bernama Abdul Qodir,
ia akan diberi kekuasaan menguasai jin dan syethan, tidak ada jin dan
syetan yang tidak tunduk kepadanya." *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا
وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw
waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
29.
MANQOBAH KEDUA PULUH SEMBILAN : MENGAMPUNINYA RAJA JIN KEPADA ORANG
YANG TELAH MEMBUNUH ANAKNYA Ulama Baghdad meriwayatkan, bahwa di
Baghdad ada seorang ulama', seusai sholat Jum'at berangkatlah ia
diiringi para santri-santrinya berziarah ke pemakaman. Di tengah
perjalanan ia menemukan seekor ular hitam yang sedang melata. Dipukulnya
ular itu dengan tongkat sampai mati. Setelah ular dibunuh langsung saja
alam sekitar daerah itu diliputi kabut kelam dan menjadi gelap. Para
santrinya tambah terkejut karena gurunya mendadak hilang. Mereka
berusaha mencari ditiap-tiap tempat namun tidak ditemukan. Tiba-tiba
gurunya muncul kembali dengan pakaian serba baru. Mereka heran, dan
segera menghampiri gurunya sambil menanyakan kejadian yang dialaminya.
Kemudian diceritakannya bahwa asal kejadian itu begini permulaannya:
"Tadi waktu cuaca gelap, aku dibawa oleh Jin menuju sebuah pulau. Lalu
aku dibawa menyelam kedasar laut menuju suatu daerah kerajaan jin, dan
aku dihadapkan kepada sang raja jin. Pada waktu aku bertemu, ia sedang
berdiri di atas singgasana mahligai kerajaannya. Dihadapannya membujur
sesosok mayat di atas panca persada yang sangat indah bentuknya. Kepala
mayat itu pecah, darah mengalir dari tubuhnya. Sejurus kemudian sang
raja jin bertanya kepada pengawalnya yang membawa aku: "Siapa orang yang
kau bawa itu?". Para pengawalnya menjawab : "Inilah orang yang telah
membunuh putera tuanku raja". Lalu raja jin menatap tajam padaku
dengan muka marah. Wajahnya merah padam, dengan geramnya raja jin
menghardikku: "Mengapa kamu membunuh anakku yang tidak berdosa? Bukankah
kamu lebih tahu tentang dosanya membunuh, padahal kamu katanya seorang
ulama' yang mengetahui masalah-masalah hukum?!", Dia berkata dengan
suara lantang muka berang menakutkan. Segera aku menjawab menolak
tuduhan itu: "Perkara membunuh anakmu aku tolak, apalagi yang namanya
membunuh, bertemu mukapun aku belum pernah." Raja jin menjawab :"Kamu
tidak bisa menolak, ini buktinya, para saksinya juga banyak!". Lalu
dengan tegas tuduhan itu kusanggah: "Tidak, tidak bisa, semuanya bohong,
itu fitnah semata!". Para saksi jin mengusulkan supaya raja memeriksa
darah yang melekat diujung tongkatnya. Lalu sang raja bertanya: "Itu
darah apa yang ada ditongkatmu?". Aku menjawab: "Darah ini bekas
cipratan darah ular yang kubunuh". Raja jin berkata dengan geramnya:
"Kamu manusia yang paling bodoh. Kalau kamu tidak tahu ular itu
anakku!". Dikala itu, aku bingung tidak bisa menjawab lagi, sehingga
aku pusing, bumi dan langit terasa sempit karena sulit mencari jalan
pemecahannya. Raja jin melirik kepada seorang hakim selaku aparatnya
seraya berkata: "Manusia ini sudah mengakui kesalahannya, ia telah
membunuh anakku, kamu harus segera memutuskan hukumannya yaitu ia harus
dibunuh!". Setelah jatuh keputusan, aku diserahkan kepada seorang
algojo. Pada waktu kepalaku akan dipancung, algojo sedang mengayunkan
pedangnya kearah leherku, tiba-tiba muncul seorang laki-laki tampan
bercahaya sambil berseru: "Berhenti! Sekali-kali jangan kau bunuh orang
ini, ia murid Syekh Abdul Qodir", sambil matanya menatap raja jin dengan
sorotan tajam. Lalu ia berkata: "Coba apa jawabanmu kepada Syekh kalau
beliau marah padamu karena membunuh muridnya?". Raja jin melirik ke
arahku sambil berkata: "Karena aku menghormati dan memuliakan Syekh,
dosamu yang begitu besar kuampuni, dan kamu bebas dari hukuman. Tetapi
sebelum kau pulang, kamu harus jadi imam sholat untuk menyembahyangkan
mayat anakku almarhum dan bacakan istighfar mohon diampuni dosanya".
Setelah selesai menyembahyangkan, pada waktu pulang aku diberi hadiah
pakaian bagus dan diantarkan ketempat semula tadi". *** اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti
wamakaan. ***
30.
MANQOBAH KETIGA PULUH : BERKAT KAROMAH SYEKH ABDUL QODIR BISA MENOLAK
GANGGUAN JIN DAN ORANG JAHAT Syekh Jalal al-Bukhori meriwayatkan,
barangsiapa diganggu/kemasukan jin supaya dibacakan ketelinga orang itu
bacaan ﻳﺎ ﺣﻀﺮﺓ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﺍﻟﺠﻴﻼﻧﻲ "Ya hadhrotas Syaikh
Quthubul 'alamiin Muhyiddin Abdul Qodir al- Jailaniy". Insya Alloh ia
akan sembuh. Dan barangsiapa merasa takut dari gangguan orang jahat
atau musuh, maka ambil segenggam tanah hitam dan baca nama Syekh Abdul
Qodir pada tanah itu lalu sebarkan kearah yang ditakuti, insya Alloh
akan terpelihara dari kejahatan. Barang siapa yang mendapat kesusahan
hidup, lalu ia bertawassul kepada Syekh Abdul Qodir, Alloh akan
mengganti kesusahan dengan kesenangan, dan kesulitan dengan kemudahan.
*** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi
fii kulli waqti wamakaan. ***
31.
MANQOBAH KETIGA PULUH SATU : SYEKH ABDUL QODIR BERZIARAH KE MAKAM
ROSULULLOH SAW DAN MENCIUM TANGAN BELIAU Pada waktu Syekh Abdul Qodir
berziarah ke pusara Rosululloh SAW. di Madinah Munawwaroh, setibanya di
Madinah langsung beliau masuk ke ruang pusara Rosululloh SAW. yaitu
"ruang yang mulia" (hujroh syarifah). Selama empat puluh hari beliau
berdiri di hadapan pusara Rosululloh SAW. Kedua tangannya diletakkan
pada dadanya sambil bermunajat mengharap rahmat-Nya, menumpahkan isi
hati nuraninya dengan makna bait dibawah ini : ﺫﻧﻮﺑﻲ ﻛﻤﻮﺝ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺑﻞ ﻫﻲ
ﺍﻛﺜﺮ *** ﻛﻤﺜﻞ ﺟﺒﺎﻝ ﺍﻟﺸﻢ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﻛﺒﺮ ﻭﻟﻜﻨﻬﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺍﺫﺍ ﻋﻔﺎ *** ﺟﻨﺎﺡ ﻣﻦ
ﺍﻟﺒﻌﻮﺽ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﺻﻐﺮ dzunubi kamaujil bahri bal hiya aktsaru kamitslil
jibalis Syummi bal hiya akbaru walakinnaha 'indal karimi idza 'afaa
janahum minal bu'uudhi bal hiya ashghoru "Besar dosaku seperti gulungan
ombak dilaut bahkan lebih banyak. Tinggi setinggi puncak gunung syam
bahkan lebih tinggi lagi. Namun bila daku Kau ampuni, ringan dosaku
seringan sayap nyamuk, kecil bahkan sekecil amat sangat". Lalu beliau
meneruskan munajat pengharapannya dengan bait dibawah ini: ﻓﻲ ﺣﺎﻟﺔ
ﺍﻟﺒﻌﺪ ﺭﻭ ﺣﻲ ﻛﻨﺖ ﺍﺭﺳﻠﻬﺎ *** ﺗﻘﺒﻞ ﺍﻻﺭﺽ ﻋﻨﻲ ﻭ ﻫﻲ ﻧﺎﺋﺒﺘﻲ ﻭﻫﺬﻩ ﻧﻮﺑﺔ ﺍﻻﺷﺒﺎﺡ
ﻗﺪﺣﻀﺮﺕ *** ﻓﺎﻣﺪﺩ ﻳﻤﻴﻨﻚ ﻛﻲ ﺗﺤﻈﻰ ﺑﻪ ﺷﻔﺘﻲ fii halatil bu'di ruuhii kuntu
ursiluhaa tuqobbilul ardho 'anni wahya naibaatii wahadzihi naubatul
asybaahi qod hadhorot famdud yamiinaka kai tuhzho bihaa syafatii "Kala
jauh dari kekasih, kau utus roh pengganti diri, ulurkan tanganmu kini
kasih, kan kukecup sepuas hati untuk terima syafaat kekasih". Selesai
beliau meluapkan isi hati nuraninya, tangan Rosululloh SAW. yang mulia
terulur keluar lalu dipegang, diciumnya sepuas hati, dan diletakkan pada
ubun-ubun kepala Syekh. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا
باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
32.
MANQOBAH KETIGA PULUH DUA: SYEKH ABDUL QODIR BERBUKA PUASA DI RUMAH
MURID-MURIDNYA PADA SATU WAKTU YANG BERSAMAAN Diriwayatkan pada suatu
hari di bulan Romadhon, Syekh Abdul Qodir diundang berbuka puasa oleh
murid-muridnya sebanyak tujuh puluh orang di rumahnya masing-masing.
Mereka berkeinginan agar Syekh berbuka puasa dirumahnya. Mereka tidak
mengetahui bahwa diantara mereka masing-masing mengundang Syekh untuk
berbuka puasa pada waktu yang bersamaan. Tiba waktunya berbuka puasa
bertepatan Syekh berbuka puasa di rumah beliau, detik itu pula rumah
muridnya yang tujuhpuluh orang itu masing-masing dikunjunginya dan
berbuka puasa tepat dalam waktu yang bersamaan. Peristiwa ini di kota
Baghdad sudah masyhur terkenal di kalangan masyarakat, dan sudah menjadi
bibir masyarakat dalam setiap pembicaraan dan pertemuan. *** اللهم
انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti
wamakaan. ***
33.
MANQOBAH KETIGAPULUH TIGA : MENYELAMATKAN SEORANG PEREMPUAN MURIDNYA
SYEKH ABDUL QODIR DARI KHIANATNYA SEORANG LELAKI FASIK Diriwayatkan, di
kota Baghdad ada seorang wanita rupawan wajahnya cantik dam manis sedap
dipandang mata. Sebelum ia masuk jama'ah murid Syekh Abdul Qodir, ada
seorang lelaki fasik, hidung belang, dan tuna susila. Dia menaruh cinta
mengharap pada wanita itu, namun cintanya tidak dibalas. Cintanya
bertepuk sebelah tangan. Si lelaki jahat itu berusaha mencari jalan
untuk melaksanakan niat jahatnya itu. Pada suatu hari, wanita itu
berangkat menuju sebuah gua pada suatu gunung untuk berkholwat, beruzlah
yakni mengasingkan diri dengan tujuan ibadah. Tidak diketahui
sebelumnya, bahwa ia sedan diintai dan diikuti dari belakang oleh
silelaki perayu wanita itu. Ketika wanita itu tiba dan akan masuk
kedalam gua, silelaki jahat itu berusaha dengan sekuat tenaga akan masuk
kedalam gua memperkosa kehormatan wanita itu. Sebaliknya, sang wanita
berusaha menghindar dari nafsu angkara murka kejahatan silelaki itu
sambil berteriak-teriak memanggil-manggil nama Syekh Abdul Qodir: "Ya
Syekh Tsaqolein, Ya Ghoutsal A'dhom, Ya Syekh Abdul Qodir, tolonglah
saya!", demikian ratap wanita bertawassul dan beristighotsah minta
pertolongan. Di kala itu Syekh sedang mengambil air wudhu untuk
melaksanakan sholat di madrosah, lalu dilepas bakiaknya. Sepasang bakiak
itu dipegang Syekh lalu dilemparkan kearah gua dan tepat sekali
mengenai sasaran kepala lelaki jahat itu, di kala laki-laki jahat itu
akan melakukan aksinya, bertubi-tubi sepasang bakiak memukul, menampar
laki-laki itu dengan pukulan-pukulan yang mematikan. Dan seketika itu
juga ia mati. Sang wanita segera mengambil sepasang bakiak milik Syekh,
gurunya. Kemudian ia mengucapkan terimakasih atas pertolongannya, lalu
bakiak itu diserahkan sambil melaporkan peristiwa yang dialaminya kepada
Syekh dan juga kepada khalayak yang mengerumuninya. *** اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti
wamakaan. ***
34.
MANQOBAH KETIGA PULUH EMPAT: SYEKH ABDUL QODIR MEMBERIKAN PERTOLONGAN
KEPADA SEORANG WALI YANG TELAH DILEPAS PANGKAT KEWALIANNYA
Diriwayatkan, pada zaman Syekh Abdul Qodir, ada seorang wali yang telah
dilepas pangkat kewaliannya. Ia minta pertolongan kepada rekan-rekannya
sesama wali memohon kepada Alloh SWT. agar ia dapat diangkat kembali
mendapatkan pangkat kewaliannya. Wali rekannya itu berkata : "Saya
sudah berusaha berdo'a memohon kepada Alloh SWT. agar dapat diangkat
kembali pangkat kewalianmu, bahkan menurut anggapan saya persoalan ini
tidak diterima oleh Alloh SWT., dan saya dianjurkan sebaiknya meminta
pertolongan dan syafa'at Syekh, supaya beliau berdo'a memohon kepada
Alloh SWT. agar dapat dikembalikan pangkat kewalianmu itu". Kemudian
Syekh dapat menerima usulan mereka, lalu beliau berdo'a, sementara itu
datang sabda Alloh: "Sudah banyak para wali yang berdo'a mereka mohon
supaya dikembalikan lagi pangkat seorang wali yang sudah dicopot itu.
Untuk hal ini kamu jangan minta syafaat baginya". Mendengar sabda itu
lalu Syekh mengambil sajadah berangkat menuju suatu lapangan. Pada
waktu beliau akan melangkahkan kaki, terdengar ada yang memanggil dari
alam ghaib : "Wahai Ghoutsul A'dhom Abdul Qodir, bagi orang itu dan
seribu orang yang senasib dengan dia, Ku ampuni dosanya". Dan langkah
kaki yang kedua terdengar lagi suara yang bersabda: "Bagi orang itu dan
duaribu orang yang senasib dengan dia". Dan pada waktu akan memijakkan
langkah kaki yang ketiga kembali terdengar: "Bagi dia dan tigaribu
orang yang senasib dengan dia, dosanya Ku ampuni, disebabkan karena
pangkat kewalianmu dan kedudukanmu". Syekh mengucapkan terimakasih
kepada Alloh SWT. atas anugerah yang telah diterima. Berkat karomah
dan syafaat Syekh, wali yang dilepas pangkatnya itu dapat diterima
kembali. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت
ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi
asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
35.
MANQOBAH KETIGAPULUH LIMA : SYEKH AHMAD KANJI MENJADI MURID SYEKH ABDUL
QODIR ATAS PETUNJUK GURUNYA Diriwayatkan, pada suatu hari Syekh Ahmad
Kanji sedang mengambil air wudhu, terlintas dalam hatinya bahwa Thorekat
Syekh Abdul Qodir itu lebih disukai daripada thorekat-thorekat lainnya.
Gurunya yaitu Syekh Abi Ishaq Maghribi mengetahui pula apa yang
terlintas dalam hati muridnya, lalu beliau bertanya : "Apakah kamu
mengetahui tentang kedudukan Syekh Abdul Qodir?". Dijawab oleh Syekh
Ahmad Kanji : "Saya tidak tahu". Lalu gurunya menjelaskan: "Perlu
diketahui bahwa Syekh Abdul Qodir itu memiliki duabelas sifat-sifat
kemuliaan. Kalau lautan dijadikan tintanya, dan pepohonan dijadikan
penanya, manusia, malaikat, dan jin sebagai penulisnya, maka tidak akan
mampu menuliskan sifat-sifat jatidiri yang dimiliki beliau itu".
Mendengar penjelasan dari gurunya itu, ia makin bertambah mahabbah
kecintaannya kepada Syekh Abdul Qodir, hatinya berbisik : "Salah satu
harapanku jangan dahulu aku meninggal sebelum aku mendalami dan
mengamalkan thoriqohnya". Kemudian dengan kemauan yang keras
berangkatlah ia menuju kota Baghdad, setibanya disebuah gunung di
wilayah Ajmir, dibawah gunung mengalir sungai, lalu ia mengambil air
wudhu untuk bersembahyang serta beristirahat di tempat itu. Angin
bertiup sepoi-sepoi basah mengipasi badan yang letih sehingga ia terlena
dan tertidur dengan nyenyaknya. Didalam keadaan tidur ia bermimpi
dikunjungi Syekh Abdul Qodir. Beliau membawa mahkota merah dan sorban
hijau, Syekh Ahmad Kanji berdiri menghormati kedatangan beliau. "Mari
kesini lebih dekat lagi", kata beliau sambil mengenakan mahkota merah
dan sorban hijau di atas kepala Syekh Ahmad Kanji, dan berkata :"Wahai
Ahmad Kanji, sekarang kamu sudah menjadi muridku, dan menjadi anakku dan
menjadi Rijalulloh ( Pahlawan Alloh )". Lalu beliau menghilang dan
bangunlah Syekh Ahmad Kanji dari tidurnya, mahkota dan sorban sudah
melekat terpakai di atas kepalanya, lalu ia bersujud syukur atas nikmat
Alloh yang telah diterimanya. Kemudian ia pulang kembali kepada gurunya
sambil memperlihatkan mahkota merah dan sorban hijau hadiah pelantikan
dari Syekh Abdul Qodir, dan menceritakan tentang peristiwa yang telah
dialaminya. Gurunya berkata : "Wahai Ahmad Kanji, mahkota dan sorban
itu adalah suatu hirqoh kemuliaan dan keberkahan bagimu, dan kamu sangat
dikasihi Syekh Abdul Qodir. Sekarang berdirilah tegak, dan kamu telah
menjadi wali yang utama". Dengan mengharap keberkahannya, Syekh Abi
Ishaq Maghribi memakai mahkota dan sorban itu di kepalanya, lalu
diserahkan kembali kepada Syekh Ahmad Kanji. *** اللهم انشر عليه رحمة
ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi
rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
36.
MANQOBAH KETIGA PULUH ENAM : SYEKH AHMAD KANJI MENJUNJUNG KAYU BAKAR
DIATAS KEPALANYA Syekh Ahmad Kanji pekerjaannya adalah mencari kayu
bakar untuk memasak roti bagi faqir-faqir. Setelah mengenakan mahkota
dari Syekh Abdul Qodir, gurunya berkata : "Sekarang engkau tidak layak
mencari kayu bakar, sebab kepalamu telah dimahkotai dengan mahkota yang
mulia". Lalu Syekh Ahmad Kanji memohon ijin dari gurunya untuk mencari
kayu bakar. Ujar gurunya: "Ya kalau kamu ngotot, silakan saja". Iapun
berangkat ke gunung memgumpulkan kayu bakar dan diikat. Waktu akan
diangkat kekepalanya, kayu bakar itu melayang diatas kepala Syekh Ahmad
Kanji kira-kira sehasta dari kepalanya. Lantas Syekh Ahmad Kanji pulang
kepada gurunya. Ikatan kayu bakar terus melayang mengikuti Syekh Ahmad.
Setibanya di tempat gurunya yaitu Syekh Abi Ishaq Maghribi, gurunya
berkata : "Nah, Syekh Ahmad, tadi kataku bagaimana, kepalamu tidak
pantas dipakai membawa kayu bakar, sebab sudah ditempati mahkota dan
sorban yang mulia. Sejak kini, sudahlah jangan mencari kayu bakar.
Engkau oleh Sayyid Abdul Qodir sudah ditunjukkan dalam pangkat
Rijalulloh". *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت
ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi
asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
37.
MANQOBAH KETIGA PULUHTUJUH : BERKAT DO'A SYEKH ABDUL QODIR SEORANG
PEREMPUAN MEMPUNYAI TUJUH ANAK LAKI-LAKI Dalam kitab Muntakhob
Jawahiril Qolaid diriwayatkan, ada seorang perempuan datang menghadap
Syekh Abdul Qodir, maksudnya ia mohon do'a restu dan karomah Syekh agar
ia dikaruniai seorang anak yang menjadi dambaan hati buah pelerai lara.
Lalu Syaikh melihat tulisannya di Lauhil Mahfudz, ternyata bagi
perempuan itu tidak ada tulisan akan mempunyai anak. Disaat itu pula
Syekh berdo'a kepada Alloh Yang Maha Berkuasa agar perempuan itu diberi
dua orang anak. Selesai beliau berdo'a terdengar sabda Alloh :
"Bukankah kamu sudah melihat di Lauhil Mahfudz bahwa seorang anakpun
tidak ada tulisannya bagi perempuan itu, dan sekarang malah kamu minta
dua orang anak ?". Syekh berkata lagi : "Saya mohon tiga anak".
Dikala itu datang lagi sabda Alloh : "Kamu sudah melihat di Lauhil
Mahfudz ia tidak ada lukisannya seorang anakpun, kini kamu minta tiga
anak". Syekh berkata lagi: "Ya Alloh saya mohon empat orang anak".
Demikian seterusnya permohonan Syekh bertambah meningkat sampai pada
permohonan tujuh orang anak. Pada waktu sampai batas tujuh orang anak,
datang sabda Alloh: "Sekarang sudah cukup, jangan lebih dari tujuh, dan
permohonan itu Ku-terima". Atas anugerah karunia itu lalu beliau
bersujud syukur kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Kemudian Syekh
mencomot segumpal tanah, dan sedikit dari tanah itu diberikan kepada
perempuan itu. Dengan mengharap barokahnya lalu perempuan itu membuat
liontin mata kalung dari tanah itu yang dilapisi perak. Beberapa hari
kemudian perempuan itu hamil, dan sampai masa sembilan bulan ia
melahirkan bayi kembar siam tujuh bayi laki-laki semuanya dalam keadaan
sehat dan selamat. Kian hari bayi itu menjadi besar dan meningkat
menjadi anak- anak dewasa. Beberapa tahun kemudian, keyakinan perempuan
itu menjadi berubah. Tercetus dalam bisikan hati perempuan itu
prasangka buruk terhadap Syekh. Ia berkata sambil memegang perhiasan
liontin mata kalung yang dipakai: "Untuk apa gunanya tanah ini tiap hari
selalu bergantung di bawah leherku, sekarang aku sudah punya anak,
untuk apalagi kalung ini kupakai, tidak ada gunanya". Seusai ia berkata
dalam hati nuraninya dengan spontanitas ketujuh anaknya itu mati.
Melihat kejadian yang tidak terduga itu, segera perempuan itu berangkat
menghadap Syekh sambil menangis tersedu-sedu dan bertobat mohon
ampunannya karena jauh sebelumnya sudah berprasangka buruk kepada Syekh.
Menerima pengaduan dan keluhan itu, Syekh berkata "Sekarang juga kamu
cepat pulang, dan apa yang menjadi niat dan harapanmu itu akan diterima
juga nanti". Setibanya dirumah dengan penuh cemas ternyata anaknya
yang sudah mati, semuanya hidup kembali. *** اللهم انشر عليه رحمة
ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi
rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
*** 38. MANQOBAH KETIGAPULUH DELAPAN : SYEKH ABDUL QODIR MENYELAMATKAN
MURIDNYA DARI SIKSAAN MALAIKAT MUNKAR WA NAKIR Diriwayatkan, Syekh
Abdul Qodir mempunyai murid yang bodoh dan buta agama, namun ia menaruh
cinta, rindu, kepada gurunya yaitu Syekh Abdul Qodir. Pada waktu ia
mati ditanya dialam kubur oleh malaikat Munkar Nakir: "Apa agamamu,
siapa Tuhanmu dan siapa Nabimu ?". Si mayat menjawab : "Saya tidak tahu,
yang saya ketahui hanya guruku Syekh Abdul Qodir, beliaulah yang sangat
kucintai". Mayat itu selalu memanggil-manggil Syekh Abdul Qodir,
sehingga malaikat Munkar Nakir merasa bingung menghadapi kejadian ini,
lalu hal ini diajukan kepada Alloh SWT: "Ya Alloh, Engkau Maha
Mengetahui tentang jawaban mayat hamba-MU ini, untuk hal itu saya
serahkan kepada-Mu". Alloh bersabda : "Beri siksaan dia sebagaimana
mestinya". Pada waktu malaikat Munkar Nakir akan melaksanakan siksaan
sebagaimana perintah Alloh SWT, tiba-tiba Syekh Abdul Qodir muncul
sambil berkata : "Wahai malaikat Munkar Nakir, mayat muridku jangan
disiksa karena dia waktu hidupnya termasuk orang yang bodoh, dan tidak
tahu tentang agama, yang dia ketahui hanyalah aku ini". Lalu Syekh
melanjutkan pembicaraannya : "Akulah yang yang akan memberi jawaban
terhadap segala pertanyaan yang kalian akan tanyakan, nah sekarang mau
menanyakan masalah apa ?". Untuk kedua kalinya kejadian ini malaikat
Munkar Nakir bertambah bingung dan dengan segera dilaporkan kepada Alloh
SWT. Alloh bersabda sebagaimana tadi : "Siksa dia sebagaimana mestinya
!". Setelah malaikat itu menerima perintah dari Alloh lalu diambilnya
godam, ketika mayat akan disiksa, tiba-tiba Syekh menghadang dan
menggagalkan serta merebut godam dari tangan malaikat Munkar Nakir lalu
dilemparkan, beliau berkata : "Semuanya minggir! Demi panasnya
kecintaanku yang membara dalam batinku kepada Alloh, siapapun juga tidak
ada yang menandingiku. Ingat, kalau mayat muridku disiksa, surga dan
neraka semuanya akan kubakar ( artinya dalam surga tidak akan senang dan
dineraka tidak akan susah )". Ketika itu datang sabda Alloh :
"Sekarang Ku ampuni dosa mayat orang itu, jangan kamu siksa, disebabkan
karena kekasihku Abdul Qodir. Aku menanggung rindu padanya, dan lebarkan
pula kubur mayat orang itu!". *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا
باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
39.
MANQOBAH KETIGAPULUH SEMBILAN : SETIAP DATANG TAHUN BARU TAHUN ITU
MEMBERI TAHU KEPADA SYEKH ABDUL QODIR PERISTIWA YANG AKAN TERJADI PADA
TAHUN INI Di dalam kitab Bahjatul Asror meriwayatkan bahwa Syekh Abdul
Qodir suatu saat beliau terbang melayang-layang diatas ribuan manusia
pada jamaah majelis pengajian yang beliau pimpin. Beliau berkata :
"Tiada terbit matahari melainkan mengucapkan salam padaku, dan
menginformasikan segala kejadian atau peristiwa yang akan terjadi pada
tahun itu. Pada setiap datang bulan senantiasa memberi salam padaku dan
menceritakan peristiwa apapun yang akan terjadi pada bulan itu. Demikian
setiap datang minggu dan hari, minggu dan hari itu memberi salam padaku
dan memberitahukan masukan peristiwa yang akan terjadi pada minggu dan
hari itu. Demi Dzat Kemuliaan Tuhan orang-orang yang akan mendapat
kecelakaan dan kebahagiaan semuanya itu diajukan kepadaku. Pandangan
mataku ada di lauhil mahfudz, dan aku tenggelam dalam lautan ilmunya
Alloh dan dalam lautan musyahadah-Nya. Akulah yang menjadi hujjah Alloh
bagimu. Akulah yang menjadi pengganti dan penerus Rosululloh SAW. Akulah
yang menjadi pewarisnya dibumi. Manusia ada gurunya, malaikat ada
gurunya, demikian pula jin ada gurunya, dan aku adalah guru semuanya".
*** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi
fii kulli waqti wamakaan. ***
40.
MANQOBAH KEEMPATPULUH : SYEKH ABDUL QODIR DIBERI BUKU, DAFTAR UNTUK
MENCATAT MURID-MURIDNYA SAMPAI HARI KIAMAT Di dalam kitab Bahjatul
Asror diriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qodir pernah berkata: "Aku diberi
sebuah buku luasnya sepanjang mata memandang untuk menuliskan dan
mencatat nama-nama muridku sampai hari kiamat. Semua jumlah catatan
murid dan ikhwanku itu telah Alloh berikan padaku dan telah menjadi
milikku. Aku pernah bertanya kepada malaikat Malik penjaga pintu neraka:
"Apakah ada padamu murid ataupun ikhwanku?" Malaikat Malik menjawab
"Tidak ada dalam neraka". Syekh berkata: "Aku bersumpah demi Dzat
Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, sesungguhnya tanganku terhadap
murid-muridku seperti langit menutupi bumi. Andaikan murid-muridku itu
buruk dan salah, maka akulah yang baik dan benar. Dan aku bersumpah demi
Dzat Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, dua telapak kakiku tidak akan
bergeser setapakpun di hadapan Tuhan, terkecuali sudah mendapat
keputusan bahwa aku bersama murid-muridku berangkat masuk surga".
Lebih lanjut beliau berkata: "Senantiasa tanganku ini tidak akan lepas
dari kepala murid-muridku, walaupun aku sedang berada di Timur (masyriq)
dan muridku berada dibarat (Maghrib) , lalu muridku itu terlihat dan
tersingkap auratnya maka tanganku akan segera menutupinya. Demi Dzat
Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, pada hari kiamat nanti aku akan berdiri
tegak di hadapan pintu gerbang neraka, sekali lagi aku tidak akan
bergeser dan berdiri tegak sebelum semua muridku sudah masuk ke surga,
karena Alloh Yang Maha Kuasa telah menjanjikan padaku bahwa
murid-muridku tidak akan dimasukkan kedalam neraka. Barang siapa yang
berguru serta cinta/ mahabbah padaku pasti aku menghadap (menaruh
perhatian) padanya. Dan malaikat Munkar Nakir telah berjanji padaku
bahwa mereka tidak akan menakut-nakuti, atau menimbulkan rasa
kaget/terkejut pada murid-muridku". *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا
وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw
waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
41.
MANQOBAH KE EMPATPULUH SATU: SALAH SEORANG MURID ABDUL QODIR TIDAK
MERASA LAPAR DAN HAUS SETELAH MENGHISAP JARI TANGAN SYEKH ABDUL QODIR
Syekh Arif Abu Muhammad Syawir As-Sibti berkata: "Pada suatu hari saya
berangkat menuju Baghdad berziarah kepada Syekh Abdul Qodir, lalu saya
membantu beliau beberapa hari lamanya. Pada waktu saya akan pulang,
lebih dahulu saya menghadap guruku Syekh untuk mohon diri. Beliau
berkata padaku: "Silahkan kamu pergi, aku do'akan semoga kamu selamat di
perjalanan dan selamat sampai di tempat tujuan." Kemudian beliau
mengulurkan tangannya menyuruh padaku supaya jari tangannya dihisap.
Lalu kuhisap jari tangan beliau itu. Beliau berwasiat kepadaku: "Agar
nanti di perjalanan jangan meminta-minta." Setelah saya pamit,
berangkatlah saya menuju mesir. Berkat karomah Syekh, di perjalanan
saya tidak pernah merasa lapar atau haus, juga tidak mengurangi kekuatan
fisik, dengan selamat tidak kurang suatu apapun sampailah saya di
kampung halaman". *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل
وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi
asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
42.
MANQOBAH KE EMPAT PULUH DUA : SYEKH SON'ANI KARENA TIDAK TAAT KEPADA
SYEKH ABDUL QODIR NASIBNYA MENJADI PENGGEMBALA BABI Pada waktu Syekh
Abdul Qodir menerima sabda Rosululloh saw, bahwa telapak kaki beliau
bakal memijak pundak-pundak para waliyulloh, sabda Rosululloh itu
diumumkan dan disebarkan kepada seluru para wali, baik yang hadir maupun
yang tidak hadir/raib. Mendengar pengumuman itu, mereka para
waliyulloh menghadap syekh, dan mereka meletakkan kaki beliau di atas
pundaknya masing-masing karena menghormati dan mengagungkannya, kecuali
sorang wali namanya Syekh Son'ani, ia berkata: "Saya juga cinta mahabbah
kepada Syekh, tetapi untuk diinjak pundakku nanti dahulu, dan rasanya
tidak perlu." Ucapan Syekh Son'ani itu terdengar oleh Syekh, dan beliau
berkata: "Telapak kakiku akan menginjak pundaknya si penggembala babi".
Tidak berapa lama kemudian, Syekh Son'ani berangkat berziarah menuju
kota Mekkah diiringi sampai ratusan santri-santrinya. Takdir tidak bisa
ditolak, demikianlah ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa berlaku bagi
hambanya. Pada waktu Syekh Son'ani berjalan melewati sebuah kampung
yang penduduknya mayoritas menganut agama nasroni, kebetulan ia melihat
sebuah kedai, penjual warung itu seorang perempuan beragama nasroni
penjual minuman keras. Keistimewaan perempuan itu pandai menarik para
pembeli karena wajahnya cantik tiada bandingnya, badannya mulus dan
mantap, mendebarkan hati para pemuda. Konon tiada seorang lelakipun yang
tidak terpikat olehnya. Demikian pula Syekh Son'ani, melihat
kecantikan perempuan itu terpesona sehingga luluh hatinya, hilang rasa
malu pada dirinya, wibawanya jatuh di hadapan santri-santri
pengiringnya, sehingga dengan senang hati ia rela menyerahkan dirinya
untuk menjadi pelayan perempuan itu. Dengan suka rela serta
sungguh-sungguh ia mau bekerja, dan pekerjaan apapun ia kerjakan demi
untuk menyenangkan perempuan cantik itu. Pada suatu hari perempuan itu
menyuruh Syekh Son'ani menggembalakan babi piaraannya, memangku anak
babi yang masih kecil agar jangan sampai terinjak induknya. Ia tidak
merasa hina disuruh menggembala babi itu, malah merasa bangga dan
gembira diperintah kekasihnya itu. Melihat kejadian itu, seluruh
santri-santri pengiringnya itu mereka pulang meninggalkan gurunya,
karena secara menyolok Syekh Son'ani gurunya itu telah mencemarkan dan
menodai agama. Yang masih tinggal dua orang, yaitu Syekh Fariduddin dan
Syekh Mahmud Maghribi. Kedua santri itu berunding mencari jalan
pemecahan musibah yang menimpa pada gurunya. Hasil perumusannya mereka
berpendapat bahwa: "Musibah ini harus diperbaiki dari sumbernya dan
ditelusuri sebab akibatnya, kemungkinan karena tidak adanya loyalitas
murid terhadap gurunya dan kata bertuah yang dikatakan Syekh Abdul Qodir
kepada Syekh Son'ani, maka untuk hal ini saya akan menghadap yang mulia
Syekh". Kata Syekh Fariduddn: "Kamu Syekh Mahmud tinggal di sini."
Kemudian Syekh Fariduddin berangkat menuju kota Baghdad, setibanya di
kota itu lalu ia mencari pekerjaan berat dan hina, akhirnya terpaksa
pekerjaan itu diterima dan dikerjakan, yaitu membuang kotoran dari
kakus. Pada suatu hari Syekh mengetahui dan menyaksikan Syekh
Fariduddin sedang bekerja berat yaitu sedang menjunjung wadah yang penuh
dengan kotoran dan pada saat itu turunlah hujan dengan derasnya
sehingga wadah kotoran itu penuh dengan air hujan melimpah dan membasahi
badan Syekh Fariduddin. Memperhatikan beban berat yang dipikul Syekh
Fariduddin, Syekh merasa iba hatinya, lalu beliau memanggil Syekh
Fariduddin dan menanyakan namanya. Setelah Syekh Fariduddin
memperkenalkan diri, dan ia juga teman Syekh Son'ani, Syekh bertanya
lagi: "Kamu sebenarnya mau apa? Dan silahkan mau minta apa?". Dijawab
oleh Syekh Fariduddin: "Kiranya yang bertanya lebih arif bijaksana,
lebih mengetahui maksud saya sebenarnya". Syekh berkata: "Kamu mendapat
maqom, yakni kedudukan yang lebih tinggi, dan juga gurumu kuampuni".
Kata Syekh Fariduddin: "Tidak ada kedudukan yang lebih tinggi selain
diampuni dosa guruku". Kata Syekh: "Memang benar, gurumu telah kuampuni
karena kedudukanmu itu". Bertepatan dengan saat memberi ampun, detik
itu pula Syekh Son'ani siuman sadar kembali dari kelalaiannya, lalu ia
membaca istighfar, dan ketika itu juga hatinya menjadi berubah tertanam
dan berkembang perasaan cinta, rindu mahabbah pada Syekh, dan segera ia
berangkat menuju kota Baghdad dengan kebulatan tekad yang kuat akan
bertobat kepada Syekh. Demikian pula tidak kurang pentingnya perempuan
cantik yang beragama nasroni itu dan juga kekasih Syekh Son'ani ikut
terbawa bersama Syekh Son'ani berziarah dengan keyakinan yang kuat akan
masuk agama islam berikrar di hadapan Syekh. *** اللهم انشر عليه
رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi
rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
43.
MANQOBAH KE EMPAT PULUH TIGA SYEKH ABDUL QODIR DUDUK DI ATAS SEJADAH
MELAYANG-LAYANG DI ATAS SUNGAI DAJLAH Syekh Sahal bin Abdullah
At-Tastari di kala mukasyafah berkata: "Pada suatu hari masyarakat
Baghdad merasa kehilangan Syekh Abdul Qodir, mereka sibuk mencari di
mana Syekh itu berada. Setelah diadakan pencarian yang seksama,
diketemukan beliau sedang duduk di atas air sungai Dajlah, beliau
dikerumuni berbagai jenis ikan menciumi tangan dan kaki beliau". Kata
Syekh Sahal: "Saya tidak merasa bosan melihat keajaiban beraneka jenis
ikan dengan nuansa beraneka warna dan dengan gerakan gaya yang berbeda
pula, sehingga tidak terasa sampai datang waktu dzuhur. Di kala itu saya
melihat sajadah warnanya hijau disulam dengan benang emas dan perak
bermotifkan tulisan dua baris, baris pertama: 'ALAA INNA AULIYAA
ALLOOHI LA KHOFUN 'ALAIHIM WALAAHUM YAHZANUN (Sesungguhnya para kekasih
Alloh itu mereka tidak merasa takut dan bagi mereka tidak merasa sedih
duka nestapa). Dan baris kedua dengan tulisan: SALAAMUN 'ALAIKUM AHLAL
BAITI INNAHU HAMIIDUN MAJIID (Keselamatan dan kesejahteraan tetap
bagimu sekalian wahai Ahli Bait Nabawi, sesungguhnya Alloh Maha Terpuji,
Maha Agung). Sajadah itu terhampar melayang di atas sungai Dajlah,
lalu Syekh duduk di atas sajadah itu. Tidak lama kemudian datang
rombongan kawula muda rata-rata tubuhnya tegap semampai, wajahnya
tampan, ganteng ceria penuh wibawa mengiringkan seorang pria yang
kegantengan dan kharismanya melebihi dari yang lainnya. Di hadapan
mereka terhampar sejadah, dengan serempak mereka berdiri menghormati
Syekh dengan sopan santun dan rasa khidmat seolah-olah mereka terkendali
dengan kewibawaan beliau. Lalu Syekh berdiri untuk melaksanakan sholat
berjama'ah, beliau menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum,
termasuk para wali Baghdad. Di kala Syekh mengucapkan takbir, para
malaikat pemangku 'arasy dengan serempak pula mengucapkan takbir. Di
waktu membaca tasbih, seluruh malaikat yang di langit mengikuti membaca
tasbih. Pada waktu beliau membaca tahmid keluar dari mulut Syekh sinar
cahaya memancar menjulang ke atas. Seusai melaksanakan sholat, lalu
beliau membaca do'a: ALLOHUMA INNII AS ALUKA BIHAQQI JADDIL NABIYYIKA
WAKHIYAROTIKA MIN KHOLKIKA ALLA TAQBADO RUUHA MURIIDII WA MURIIDATAN LII
ILLA 'ALAA TOOBATI (Ya Alloh, aku mohon pada-Mu dengan bertawassul
pada kakek moyangku Nabi Muhammad saw pilihan-Mu dan makhluk-Mu. Semoga
Engkau Ya Alloh, jangan merenggut nyawa muridku baik pria maupun wanita
sebelum mereka itu bertobat lebih dahulu pada-Mu). Seluruh Malaikat
membaca amin atas doa itu, demikian pula seluruh kaum muslimin yang
hadir. Di kala itu datang hatif dari alam gaib, firman Alloh: "Wahai
Abdul Qodir, bergembiralah, karena doamu telah Ku terima". *** اللهم
انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti
wamakaan. ***
44.
MANQOBAH KE EMPATPULUH EMPAT : BERKAT SYAFAAT SYEKH ABDUL QODIR, WALI
YANG MARDUD (DITOLAK) DAPAT DITERIMA KEMBALI MENJADI WAI MAQBUL
(DITERIMA) Diriwayatkan dalam kitab Malfudhul Ghoyyatsiyyah pada zaman
Syekh Abdul Qodir ada seorang wali yang dikeluarkan, dilepas oleh Alloh
dari pangkatkewaliannya. Umumnya masyarakat telah mengetahui tentang
ditolaknya wali tersebut oleh Alloh, telah tercatat dari daftar
waliyulloh. Namun ia berusaha dengan sekuat tenaga, dengan didukung oleh
semangat juang tinggi, minta bantuan dan syafaat rekaan-rekannya.
Sebanyak tiga ratus enam puluh wali, merasakan rasa solidaritas
mengajukan permohonan kepada Alloh agar ia dapat diangkat kembali dan
diterima disisi-Nya. Merasakan nasib malang yang diderita rekannya
itu, seluruh wali yang tiga ratus enampuluh orang itu mereka
bersama-sama bermunajat mengadukan halnya, berdo’a memohon kepada Alloh
supaya rekannya wali yang dilepas itu diangkat kembali menjadi
waliyulloh. Namun dari seluruh permohonan mereka itu, tidakada
seorangpun do’anya yang diterima Alloh. Maka untuk meyakinkan lagi para
waliyyulloh itu masing-masing melihat ketentuan suratan yang tertulis
di Lauhil Mahfudz, ternyata tampak dengan jelas tertulis bahwa wali
rekannya itu sudah disatukan dengan kelompok orang-orang celaka. Atas
kesepakatan bersama dianjurkan supaya ia dengan segera menghadap Syekh
Abdul Qodir untuk memohon syafaatnya. Lalu dengan merendahkan diri ia
menghadap Syekh, beliau berkata: “Mari sini lebih dekat lagi,
sesungguhnya Alloh telah mencopot pangkat kewalianmu. Mudah-mudahan aku
bisa mengusahakan, dan menjadikan agar kamu dapat diterima kembali
menjadi waliyulloh dengan ijin Alloh". Kemudian Syekh berdo’a kepada
Alloh, mohon supaya wali yang ditolak itu dapat diangkat kembali,
diterima menjadi waliyulloh. Di kala itu datang hatif dari Yang Maha
Kuasa: “Wahai Abdul Qodir, ada tiga ratus enam puluh orang wali mereka
berdo’a minta pertolongan untuk wali yang Ku tolak itu, dan tidak
seorang pun do’a permohonannya yang Ku terima, sebab wali itu telah
tertulis di Lohmahfud termasuk orang yang celaka”. Syekh menjawab: ”Ya
Alloh, apa halangannya, Engkau Maha Kuasa, siapa yang ditolak, Engkau
dapat menolaknya, demikian pula siapa yang diterima Engkau bisa saja
menerimanya, dan mengapa lidahku Engkau jadikan supaya aku bisa
menyanggupi orang, bahwa ia dapat diterima bila Engkau telah memutuskan
dan menjadikan orang itu ditolak”. Kemudian dating hatip, Alloh
bersabda: ”Wahai Abdul Qodir, sekarang silahkan siapa yang dianggap
olehmu ditolak akan Ku tolak, dan Aku serahkan padamu dengan tugas untuk
mengangkat dan memberhentikan dari pangkat kewalian”. Lalu syekh
berkata kepada wali mardud itu: ”Segera kamu membersihkan diri, mandi
tobat, karena kedudukanmu sekarang sudah di angkat kembali menjadi
waliyyulloh. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت
ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi
asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
45.
MANQOBAH KEEMPAT PULUH LIMA: SYEKH ABDUL QODIR MENYELAMATKAN MURIDNYA
DARI API DUNIA DAN AKHIRAT Syekh Miyan Udhmatulloh dari golongan Imam
Ulama Arifin berkata: "Di negeriku Burhaniyun, saya bertetangga dengan
seorang kaya. Ia beragama Hindu penyembah api (agni), namun ia sangat
rindu cinta kepada Syekh Abdul Qodir. Setiap tahun diundang para pejabat
pemerintah, para ulama, dan tidak terkecuali para fakir miskin untuk
berpesta bersuka ria, makan bersama di rumahnya. Untuk lebih semarak
lagi, rumahnya dihiasi dengan dekorasi yang beraneka ragam wama
keindahannya, ditaburi dengan bunga-bunga yang harum semerbak serta
minyak yang harum mewangi. Tujuan diadakan pesta itu semata-mata
terdorong rasa cinta mahabah kepada Syekh, malah ia merasa bangga
mengaku menjadi muridnya. Rupanya ajal telah tiba baginya, dan setiap
jiwa harus merasakan mati. Pada waktu mati, keluarganya merawat mayat
itu sesuai dengan keyakinannya, yaitu tata cara agama Hindu, si mayat
harus dibakar. Timbul keanehan, di luar kebiasaan sosok mayat itu tidak
hangus terbakar menjadi abu, bahkan sehelai rambutpun tidak lenyap
dimakan api. Akhirnya keluarganya sepakat bahwa mayat itu lebih baik
dihanyutkan ke sungai. Menghadapi kejadian ini, di negeri tersebut
berdiam seorang wali. Pada malam harinya ia bermimpi dikunjungi Syekh.
Beliau berpesan: "Mayat orang Hindu yang te·rapung-apung dihanyutkan air
itu ialah muridku, dan ia telah diberi nama Sa‘dulIah, supaya ia segera
diangkat dari sungai dan dikubur sebagaimana mestinya menurut kewajiban
dan ketentuan agama Islam, karena ia seorang muslim. Mengapa sosok
mayat itu tidak lenyap dimakan api sehingga api tidak mempan untuk
membakarnya? Hal ini tiada lain karena Alloh telah berjanji padaku bahwa
Alloh tidak akan membakar murid-muridku baik dari api dunia maupun api
neraka. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi
fii kulli waqti wamakaan. ***
46.
MANQOBAH KEEMPAT PULUH ENAM : KEBERADAAN, PERWUJUDAN, SYEKH ABDUL QODIR
ADALAH WUJUD NABI MUHAMMAD SAW Syekh Abdul Qodir berkata: "Haadzal
Wujuud Wujuudu Jaddi La WujuuduAbdul Qodir (Keberadaan/perwujudanku ini
adalah wujud kakek moyangku Nabi Muhammad SAW. bukan wujud Abdul
Qodir)". Para ulama meriwayatkan bahwa pada suatu hari, Syekh berangkat
pulang menuju rumah beliau. Di belakang beliau diikuti sang putra Abdul
Jabbar. Sesampainya di rumah, Abdul Jabbar tidak melihat bahwa ayahnya
itu berada di rumah, lalu ditanyakan kepada ibunya, "Tadi saya berjalan
mengikuti ayah ke sini, pada waktu sampai di ambang pintu, saya tidak
melihat ayah masuk ke dalam rumah". Ibunya berkata: "Sebenamya ayahmu
itu sudah lima belas hari tidak pulang-pulang ke rumah". Lalu Abdul
Jabbar berangkat menuju tempat berkhalwat ayahnya, terlihat pintunya
terkunci, ia berkeyakinan pasti ayahnya itu ada di ruang khalwat. Di
ambang pintu ruang khalwat lama ia menunggu sampai tengah malam. Pada
pertengahan malam, baru pintu ruang khalwat itu dibuka oleh Syekh sambil
beliau berkata: "Menurut penglihatan orang banyak, ayah berangkat
menuju rumah, padahal masuk ke ruang khalwat ini, sama seperti
penglihatanmu tadi". Kemudian Abdul Jabbar bertanya kepada ayahnya:
"Rosululloh bila beliau qodo hajat atau buang air kecil, seketika itu
juga bumi menghisapnya sehingga tidak ada bekasnya. Keringatnya harum
semerbak seharum minyak kasturi, dan lalat pun enggan hinggap pada badan
beliau. Semua yang saya sebut terbukti khususiah, keistimewaan itu
sekarang ada pada ayah". Syekh menjawab "Sesungguhnya Abdul Qodir telah
fana secara konstan pada kelestarian diri kakek moyangnya, Nabi
Muhammad SAW." Lalu Abdul Jabbar berkata lagi: "Nabi Muhammad bila
beliau berjalan biasanya dipayungi awan berarak, rasanya tidak ada
salahnya ayah juga kalau berjalan dipayungi awan ?". Beliau menjawab:
"Hal itu sengaja kita tinggalkan, jangan sampai nanti disangka menjadi
Nabi". *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi
fii kulli waqti wamakaan. ***
47.
MANQOBAH KEEMPAT PULUH TUJUH: SYEKH ABDUL QODIR DIGODA SYETAN
Diriwayatkan, bahwa pada suatu hari syetan menghadap Syekh Abdul Qodir,
memperkenalkan diri sebagai Jibril, dan berkata bahwa ia membawa buroq
dari Alloh dan mengundangnya untuk menghadap Alloh di langit tertinggi.
Syekh segera menjawab bahwa si pembicara tiada lain syetan si iblis,
karena baik buroq maupun Jibril tiada akan turun ke dunia selain turun
kepada Nabi Muhammad SAW. Syetan masih punya cara lain, katanya :
"Baik Abdul Qodir, engkau telah menyelamatkan diri dengan keluasan
ilmumu". "Enyahlah !", bentak Syekh, "Jangan kau goda aku, dan bukan
karena ilmuku, tapi karena rahmat Alloh, aku selamat dari perangkapmu".
Ketika Syekh sedang di rimba belantara, tanpa makan dan minum untuk
waktu yang lama, awan menggumpal di angkasa, dan turunlah hujan. Syekh
meredakan dahaganya dengan curahan hujan itu. Muncullah sosok terang di
cakrawala dan berseru: "Akulah Tuhanmu, kini kuhalalkan bagimu segala
yang haram". Syekh berkata: "Aku berlindung kepada Alloh dari godaan
syetan yang terkutuk". Sosok itupun berubah menjadi awan, dan
terdengar berkata: "Dengan ilmumu dan rahmat Alloh, engkau selamat dari
tipuanku, padahal aku telah menggoda dan menyesatkan tujuh puluh orang
yang sedang menuntut ilmu Ketauhidan". Lalu muridnya bertanya tentang
kesigapan Syekh dalam mengenal bahwa ia syetan. Jawaban beliau dengan
pernyataan yang menghalalkan segala yang haram yang membuatnya tahu.
sebab peryataan semacam itu tentu bukan dari Alloh. *** اللهم انشر
عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti
wamakaan. ***
48.
MANKQOBAH KEEMPAT PULUH DELAPAN : SYEKH ABDUL QODIR MENAMPAR SYETAN
Pada suatu hari, Syekh Abdul Qodir didatangi syetan, sosok tubuhnya
buruk menjijikan, pakaiannya compang-camping dan badannya bau busuk,
lalu ia berucap: "Saya datang jauh-jauh untuk menghadapmu semata-mata
dengan maksud menjadi pelayan Syekh. Semoga saya dapat diterima".
Permintaannya itu diacuhkan Syekh, lalu ditampar mukanya, seketika itu
juga ia menghilang tanpa bekas. Saat muncul lagi, ia membawa obor yang
menyala, maksudnya ingin membakar Syekh. Lalu beliau mengambil pedang
dan ketika akan dilepas, ia kabur terbirit-birit. Tidak lama kemudian ia
datang lagi sambil menangis pura-pura minta ampun tidak akan menggoda
lagi, padahal diam-diam ia memperlihatkan peralatan untuk menggoda
manusia. Syekh berkata: "Enyah kamu !. Berkali-kali kamu datang lagi
menggodaku, dan aku tidak akan terpedaya dengan rayuan gombalmu". Lalu
dengan cepat beliau merampas alat-alat itu dari tangan syetan dan
diredamnya. Akibat kegagalan usahanya, syetan itu kabur. *** اللهم
انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur
'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti
wamakaan. ***
49.
MANKOBAH KEEMPAT PULUH SEMBILAN : RAJA BAGHDAD MEMBERI HADIAH UANG
KEPADA SYEKH ABDUL QODIR, UANG ITU BERUBAH MENJADI DARAH Diriwayatkan,
raja Baghdad yang bernama Yusup bin Abi Mudhoffar memberi hadiah kepada
Syekh Abdul Qodir berupa sepuluh pundi-pundi uang yang diantarkan oleh
sepuluh kawula pengawalnya, namun hadiah itu tidak diterima Syekh.
Akhirnya raja itu sendiri terjun datang kepada Syekh sambil berkata:
"Saya sengaja datang ke sini untuk memberi hadiah bagi Syekh berupa
sepuluh pundi uang, jangan sampai tidak diterima". Lalu Syekh
mengambil dua pundi sambil dipijit-pijit pundi uang itu dengan tangan
beliau, tiba-tiba terpancarlah darah dari pundi uang itu mengalir
keluar. Syekh berkata: "Coba lihat pundi itu isinya bukan uang
melainkan darah manusia melulu, hasil dari pemerasan manusia terhadap
manusia, bagaimana mungkin saya harus menerima hadiah ini?".
Menyaksikan kejadian itu, sang raja merasa malu tersipu-sipu. Syekh
berkata: "Dengan adanya peristiwa ini, demi dzat keagungan Alloh, kalau
sekiranya nasab keturunannya, silsilahnya tidak sampai menyambung kepada
Rosululloh SAW. pasti darah ini akan mengalir menjadi sungai, dan darah
itu nantinya akan mengalir ke rumahnya". *** اللهم انشر عليه رحمة
ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi
rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
*** 50. MANQOBAH KELIMA PULUH : SYEKH ABDUL QODIR DIMINTA MEMBERIKAN
BUAH APEL OLEH RAJA BAGHDAD BUKAN PADA MUSIM BERBUAH Diriwayatkan, pada
suatu hari raja Baghdad datang berkunjung kerumah Syekh Abdul Qodir
dengan maksud meminta karomah beliau untuk ketentraman hatinya. Syekh
berkata: "Kiranya apa saja yang perlu saya bantu ?". Dijawab oleh sang
raja, "Saya minta buah apel". Sedangkan pada waktu itu, buah apel belum
musimnya berbuah. Lalu tangan beliau diangkat ke atas, pada waktu
diturunkan kembali tangannya menggenggam buah apel, yang sebuah
diberikan kepada raja, dan yang sebelah lagi dibelah oleh beliau
sendiri. Pada waktu sang raja membelah dan mengupas apel ternyata di
dalamnya penuh dengan ulat-ulat (belatung) yang menjijikan. Lalu raja
bertanya, "Mengapa buah apel ini penuh dengan belatung ?", Syekh
menjawab "Yah, karena buah itu telah dipegang oleh tangan kotor
kedurhakaan". Mendengar penjelasan dari Syekh, raja terkejut lalu
dibacanya istighfar, kemudian ia bertobat di hadapan Syekh. Untuk
perkembangan selanjutnya, raja Bagdad itu menjadi mitra Syekh sampai ia
mangkat. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت
ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi
asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
51.
MANQOBAH KELIMA PULUH SATU : WASIAT SYEKH ABDUL QODIR KEPADA PUTRANYA
ABDUL ROZAK Syekh Abdul Qodir telah berwasiat kepada putranya yang
bernama Abdul Rozak. Beberapa wasiatnya di antaranya: "Wahai anakku,
semoga Alloh senantiasa melimpahkan taufik dan hidayahNya bagimu dan
segenap kaum muslimin. Wahai Ananda, ayah berwasiat bertakwalah kepada
Alloh, pegang syara’ dan laksanakan dengan sebaik-baiknya dan pelihara
pula batas-batas agama. Ketahuilah bahwa thorekatku dibangun berdasarkan
al-Qur'an dan sunnah Rosululloh SAW. Hendaknya kamu berjiwa bersih,
dermawan, murah hati, dan suka memberi pertolongan kepada orang lain
dengan jalan kebaikan. Kamu jangan bersikap tegar hati atau berlaku
tidak sopan. Sebaiknya kamu bersikap sabar dan tabah menghadapi segala
ujian dan cobaan, serta musibah yang dihadapimu. Hendaknya kamu bersikap
suka mengampuni kesalahan orang lain, dan bersikap hormat pada sesama
ikhwan dan semua fakir miskin. Jaga dan pelihara olehmu kehormatan
guru-guru, dan berbuat baiklah jika kamu bertemu dengan orang lain,
beri nasihat yang baik bagi orang-orang besar tingkat kedudukannya,
demikian pula bagi masyarakat kecil di bawahmu. Jangan dibiasakan suka
berbantah-bantahan dengan orang lain, kecuali dalam masalah agama.
Ketahuilah bahwa hakikat kemiskinan secara agama berupa ketidak butuhan
akan ciptaan, semisal diri. Tasawuf dicapai lewat kelaparan dan
pantangan dari hal-hal yang disukai dan dihalalkan, dan pribadi yang
bersikap tidak banyak bicara apalagi besar mulut. Jika kamu berhadapan
dengan orang miskin, jangan berpintar diri. Jangan dimulai dengan ilmu,
sebab unjuk ilmu membuatnya tak senang, dan ia akan jauh darimu.
Sebaliknya, hendaklah dimulai dengan kasih sayang, bersikap lembut
karena kelembutan membuatnya senang dan lebih dekat padamu. Tasawuf itu
dibangun di atas kerangka landasan yang kokoh pada delapan hal yakni :
1) kedermawanan; 2) rido / pasrah, merasa senang menghadapi kegetiran
qodo dan qodar; 3) sabar; 4) isyarat /memberi petunjuk; 5) mengembara
/ melanglangbuana; 6) berbusana wool/bulu; 7) pelintas rimba
belantara / rimbawan; dan 8) fakir / bersahaja, sederhana. Kedelapan
nilai moral itu telah dimiliki oleh: 1) kedermawanan Nabi Ibrahim as;
2) keridoan, kepasrahan Nabi Ishak as; 3) kesabaran Nabi Ayub as; 4)
isyaratnya Nabi Zakaria as; 5) berlanglangbuana seperti Nabi Yusuf as;
6) berbusana wool seperti Nabi Yahya as; 7) rimbawannya Nabi Isa as;
dan 8) kefakiran, kesederhanaan Nabi Muhammad SAW. Bila kamu berkumpul
bersama-sama dengan orang kaya, perlihatkan kegagahan dan keberanianmu,
namun sebaliknya perlihatkan kerendahan hati bila kamu berkumpul dan
bergaul dengan orang miskin. Hendaknya kamu mengikhlaskan diri dalam
setiap laku perbuatan, dan kegiatan. Seharusnya bermudawamah dzikrullah,
artinya tiada putus-putusnya mengingat Alloh. Kamu jangan berprasangka
buruk kepada Alloh dalam segala situasi dan kondisi apapun. Demikian
pula harus berserah diri kepada Alloh dalam segala tindak perbuatan.
Jangan menggantungkan diri kepada orang lain, percayalah kepada
kemampuan dirimu sendiri, baik terhadap keluarga maupun teman sejawat.
Layani, dan selalu perhatikan para fakir miskin, terutama dalam tiga hal
yakni: pertama, bersikap tawadu (merendahkan diri); kedua berbudi
pekerti yang baik dan mulia, dan ketiga, kebeningan hati, dan mengekang
hawa nafsu, agar kelak kamu menjadi hidup. Perhatikan olehmu, bahwa
yang paling dekat kepada Alloh ialah orang yang berbudi·pekerti yang
luhur. Dan amal yang paling utama, ialah memelihara hati dari melirik
kepada yang lain, selain hanya kepada Alloh saja. Bila kamu bergaul
bersama orang miskin berwasiatlah dengan jalan kebenaran dan kesabaran.
Tentang masalah dunia, kiranya cukup bagimu dua hal : pertama bergaul
dengan orang miskin, kedua menghormati wali. Selain dari pada Alloh,
segala sesuatu itu jangan dipandang cukup, menyerang di bawahmu adalah
pengecut, berlagak gagah terhadap sesama, adalah lemah, dan berlaku
sombong kepada orang yang lebih tinggi kedudukannya, menunjukkan
ketidaksopanan. Ketahuilah, bahwa Tasawuf dan fakir merupakan dwi
tunggal kebenaran yang hakiki, bukan bercanda atau main-main. Oleh
karena itu jangan dicampur dengan bercanda. Sekianlah wasiat ayahanda
padamu. Semoga Alloh senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah-Nya
padamu dan pada murid-muridku atau siapapun yang mendengar wasiat yang
disampaikan ini, semoga dapat mengamalkannya dengan diiringi keagungan
dan syafaat jungjungan kita Nabi Muhammad SAW., Amin Ya Robbal ‘alamin".
*** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi
fii kulli waqti wamakaan. ***
52.
MANQOBAH KE LIMA PULUH DUA: PRAKTEK SHOLAT HAJAT DAN TAWASUL KEPADA
SYEKH ABDUL QODIR Dalam kitab Bahjatul Asror, Syekh Abdul Qodlr Jaelani
menerangkan: "Barang siapa yang bertawasul minta pertolongan kepadaku
dalam kesusahan hidup, akan dihilangkan kesusahan itu. Barang siapa
memanggil namaku (istigosah) dalam kesulitan akan diberi kegembiraan.
Dan barang siapa yang bertawasul kepadaku untuk keperluan hidup akan
dihasilkan maksudnya". Barang siapa yang sholat sunat Hajat dua
rokaat. pada tiap rokaat setelah membaca Fatihah lalu membaca surat
lkhlas sebanyak sebelas kali, jadi dalam dua rokaat itu sebanyak dua
puluh dua kali surat al-ikhlas. Setelah mengucapkan salam terakhir,
lalu bersujud dan mengucapkan do’a permohonan: 1. Minta diampuni dari
segala dosa kesalahan; 2. Mengucapkan rasa terima kasih atas nikmat
yang telah diterima; 3. Memohon semoga dihasilkan segala maksud/
cita-cita yang baik. Setelah usai berdoa lalu berdiri menghadap ke kota
Bagdad, dari kita menghadap ke arah barat daya, lalu langkahkan kaki
selangkah-selangkah, dan pada setiap langkah disebut maksudnya dan
disebut pula nama Syekh Abdul Qodir Jaelani, Insya Allah akan dihasilkan
maksudnya. Bacaan tiap langkah : Langkah ke-l : يا شيخ محي الدّين
عبد القادر الجيلاني "Ya, Syekh Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani" Langkah
ke-2 : يا سيد محي الدّين عبد القادر الجيلاني "Ya, Sayyida Muhyiddin
Abdul Qodir Jaelani" Langkah ke-3 : يا مولانا محي الدّين عبد القادر
الجيلاني "Ya, Maulana MuhyiddinAbduI Qodir Jailani" Langkah ke-4 :
يا مخدوم محي الدّين عبد القادر الجيلاني "Ya, Makhduma Muhyiddin Abdul
Qodir Jaelani" Langkah ke-5 : يا خاوجه محي الدّين عبد القادر الجيلاني
"Ya, Khowajah Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani" Langkah ke-6 : يا شاه
محي الدّين عبد القادر الجيلاني "Ya, Syaah Muhyiddin Abdul Qodir
Jaelani" Langkah ke-7 : يا درس محي الدّين عبد القادر الجيلاني "Ya,
Darrisa Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani" Langkah ke-8 : يا قطب محي
الدّين عبد القادر الجيلاني "Ya, Qutba Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"
Langkah ke-9 : يا سلطان محي الدّين عبد القادر الجيلاني "Ya, Sulthona
Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani" Langkah ke-10 : ٠ يا غوث محي الدّين
عبد القادر الجيلاني: "Ya, Gaotsa Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani "
Langkahke-ll : يا سيّد السادات محي الدّين عبد القادر الجيلاني "Ya,
Sayyidas Saadaati Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani" · Lalu ditutup dengan
doa : أللهم لك الكل و بك الكل ومنك الكل و إليك الكل وأنت الكل و كل الكل
برحمتك يا أرحم الرحمين Allohumma lakal kullu, wa bikal kullu, wa
minkal kullu, wa ilaikalkullu, wa antal kullu, wa kullul kulli,
birohmatika ya, arhamarrohimiin. Kemudian membaca: يا عبيد الله أغثني
بإذن الله ويا شيخ الثقلين أغثني و أمددني في قضاء حواءجي Ya ubaidalloh
agisnii bi idznilah wa yasyaikhos sakolain agisnii waamdidniifi qo doi
hawaaiji. *Dalam praktek melangkah hendaknya disesuaikan dengan situasi
tempat. Sholat sunnat Hajat ini sebaiknya dilaksanakan setiap malam
sebelum tidur atau setelah sholat Isya, yang diawali sholat Lisyukril
Wudu (sholat sunnat Tohur), sholat Mutlak, sholat Istikhoroh, lalu
sholat sunnat Hajat seperti di atas. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا
وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw
waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
53.
MANQOBAH KELIMA PULUH TIGA: SYEKH ABDUL QODIR WAFAT Menjelang akhir
hayat Syekh, malaikat Izroil datang mengunjungi Syekh di kala matahari
akan terbenam ke peraduannya. Malaikat Izroil itu datang membawa surat
dari Alloh SWT. Buat Syekh dengan alamat sebagai berikut: يصل هذا
المكتوب من المحب الى المحبوب "Yashilu Hadzal Maktuubu Minal Muhibbi
Ilal Mahbubi (Surat ini dari Dzat Yang Maha Pengasih disampaikan kepada
wali yang dikasihi)". Kemudian surat tersebut diterima oleh putranya
yang bernama Sayyid Abdul Wahab. Setelah diterima, masuklah dia bersama
malaikat Izroil, sebelum surat dihaturkan kepada Syekh, beliau sudah
mengerti bahwasanya beliau akan pindah ke alam 'uluwi, alam tinggi yakni
meninggal dunia. Syekh berkata kepada putra-putranya: "Jangan terlalu
dekat, supaya menggeser agak jauh, karena lahiriahnya aku bersama-sama
dengan kamu, sedang batiniahnya aku bersama dengan selain kamu, dan
supaya diperluas ruang ini, karena hadir selain daripadamu, tunjukkan
sopan santunmu. Siang dan malam harinya, tak henti-hentinya beliau
mengucapkan: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته غفر الله لي ولكم تاب الله
عليّ وعليكم بسم الله غير مودعين "Wa 'alaikus Salam Warahmatullahi
wabarakatuh Gofarollohu Lii Walakum, Taa-ballahu alaiyya wa alaikum.
Bismillahi gaeri Muu-di-'ina". Dan membaca: وادخلوا في صفّ الأول أذا
أجيء عليكم رفقا رفقا وعليكم السلام أجيء إليكم " Wadkhuluu fi shaffi-l
awwali. Idzan ajii-u Ilaikum. Rifqon Rifqon Wa 'alaikumussalaam Ajiu
Ilaikum". Dan dibaca: قفوا اتاه الحقّ وسكرة الموت "Qifuu Ataa—hul
Haqqu Wa Sakaratul Mauti". Beliau berpesan: "Jangan ada yang menanyakan
apapun kepadaku, karena aku sedang bolak-balik dalam lautan ilmunya
Alloh", lalu dibacakan : إستعنت بلاإله إله إلا الله سبحانه وتعالى
والمحي اللذي لا يخش الفوت سبحان من تعزز بالقدرة و قهر عباده بالموت لاإله
إلا الله لاإله إله إلا الله سبحانه وتعالى والمحي اللذي لا يخش الفوت
سبحان من تعزز بالقدرة و قهر عباده بالموت لاإله إلا الله محمد رسول الله
تعزز تعزز الله الله الله........... "Ista'antu Bi Laa ilaaha illallohu,
Subhanahuu Wata'ala Wal Muhyil-ladzi Laa Yakhsyal Fautu. Subhaana Man
taaz-zaza Bil Qudrati Waqahri ’Ibaa-dahu Bil Mauti La Ilaa-ha Illallohu,
Subhaa-nahu Wata'alaa Walhayyil-ladzi La Yakhsal gautsu, Subhaana Man
taaz-zaza Bil Qudrotika Waqohri 'ibaa-dahu Bil Mauti Laa i1aa-ha
illallohu Muhammadur Rosulullohil Taaz-zaza. Ta‘az-zaza, Allohu, Allohu,
Allohu". Terdengar suaranya nyaring, lalu suara lembut tidak terdengar
lagi, dan meninggallah. Ridwanallahu ‘Anhu. Syekh wafat pada malam
Senin ba‘da lsya. pada tanggal 11 Rabi'u1Akhir tahun 561 Hijriyah (1166
Masehi ) pada usia 91 tahun. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا
باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
54.
MANQOBAH KELIMAPULUH EMPAT : SYEKH ABDUL QODIR BERTEMU DENGAN WALI
PEMBIMBING SYEKH HAMAD WALI BESAR PADA ZAMANNYA BELIAU Selama belajar
di Bagdad, karena sedemikian jujur dan murah hati, beliau mesti tabah
menderita. Berkat bakat dan kesalehannya, beliau cepat menguasai ilmu
pada masa itu. Beliau membuktikan diri sebagai ahli hukum terbesar di
masanya. Tetapi kerinduan rohaniah yang mendalam dalam gelisah ingin
mewujudkan diri. Bahkan dalam masa mudanya tenggelam dalam belajar.
Beliau gemar mujahadah yakni penyaksian langsung akan segala kekuasaan
dan keadilan Alloh melalui mata hatinya. Beliau sering berpuasa dan
tidak mau meminta makanan dari seseorang, meski harus pergi berhari-hari
tanpa makan. Di Bagdad beliau sering menjumpai orang-orang yang
berpikir secara rohaniah dan bergaul dengan mereka. Dalam masa
pencarian inilah beliau bertemu dengan Syekh Hamad, seorang penjual
sirup yang merupakan wali besar pada zamannya. Lambat laun wali ini
menjadi pembimbing rohani Syekh Abdul Qodir. Syekh Hamad adalah seorang
wali yang sangat keras, karenanya diperlakukan sedemikian keras sufi
yang sedang tumbuh ini. Namun calon Ghaots ini menerima semua ini
sebagai koreksi bagi kecacatan rohaninya. *** اللهم انشر عليه رحمة
ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi
rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.
***
55.
MANQOBAH KELIMA PULUH LIMA : SYEKH ABDUL QODIR DENGAN LATIHAN-LATIHAN
ROHANINYA Setelah menyelesaikan studinya, beliau kian keras terhadap
dirinya. Beliau mulai mematangkan diri dari semua kebutuhan dan
kesenangan hidup. Waktu dan tenaganya tercurah pada sholat dan membaca
al-Qur‘an. Sholat demikian menyita waktunya sehingga beliau sering
sholat Subuh tanpa berwudu lagi karena belum batal. Diriwayatkan pula,
beliau kerap kali tamat membaca al-Qur'an dalam satu malam. Selama
latihan rohaninya ini, dihindarinya berhubungan dengan manusia, sehingga
beliau tidak bertemu atau berbicara dengan seorang pun. Bila ingin
berjalan-jalan, beliau berkeliling padang pasir. Akhirnya beliau
tinggalkan Bagdad dan menetap di Syutsar, l2 hari perjalanan dari
Bagdad. Selama sebelas tahun beliau menutup diri dari keramaian dunia.
Akhir masa ini menandai berakhirnya latihannya. Beliau menerima Nur yang
dicarinya. Dari sifat kehewanannya kini telah digantikan oleh wujud
mulianya. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت
ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi
asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***
56.
MANKOBAH KELIMA PULUH ENAM: SYEKH ABDUL QODIR MELAKSANAKAN KEGIATAN
IBADAHNYA DAN WIRID YANG BELIAU BACA Diriwayatkan, para ulama
menerangkan bahwa Syekh Abdul Qodir mempunyai murid yang tetap sebanyak
enam puluh orang. Mereka belajar tiap hari, bagi mereka yang tidak
mempunyai pena Syekh memberi hadiah baginya, dan mereka yang ingin
mempunyai sejarah silsilah guru, beliau sendiri yang menulisnya. Apabila
beliau batal dari wudu, beliau melaksanakan mandi wajib pengganti wudu.
Pernah terjadi pada suatu malam beliau menderita sakit perut, sampai
lima puluh kalau beliau bolak-balik pergi ke kakus untuk qodo hajat, dan
setiap balik itu selalu beliau melaksanakan mandi wajib. Adakalanya
beliau langsung sendiri pergi ke pasar berbelanja untuk makanan fakir
miskin, hal ini kalau terlihat pelayannya sedang istirahat. Syekh tidak
merasa canggung bekerja seperti menumbuk, memasak makanan lalu
membagikannya kepada fakir miskin. Syekh sangat menghormati para
penziarah yang datang berkunjung kepada beliau. Jarang sekali beliau
makan daging atau makan makanan yang serba enak dan mewah. Pribadi
beliau sangat tawadu, ikhlas lillahi ta’ala. Beliau sering berbelanja ke
pasar untuk memenuhi keperluan dan permintaan keinginan anak-anak.
Karomah beliau jarang diperlihatkan atau dipamerkan kepada umum, malah
seringkali disembunyikan. Pernah beliau berkata: "Barang siapa yang
memperlihatkan, memamerkan karomah, tiada lain ia hanya mengharapkan
duniawiyahnya saja, kecuali kalau diperintah Alloh, atau karena motivasi
hikmah". Pada setiap hari beliau melaksanakan sholat sunnat seribu
rokaat banyaknya, yang dibaca surat Mujammil, Surat Rohman. Bila membaca
surat Al-lkhlas sekurang-kurangnya dibaca seratus kali. Setiap
melaksanakan sholat fardu diakhiri dengan khatarn al-Qur'an. Tiap malam
beliau membaca Asma Arbainiyyah enam ratus kali banyaknya, demikian pula
pada siang harinya. Seusai sholat Duha, sholat Asar, dan ba’da sholat
Tahajud beliau membaea doa Saefi, lalu beliau membaca Sholawat Kubro,
Asmaul Husna. Asmaun Nabawi, dan setiap bacaan sebanyak seribu kali. ***
اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi
fii kulli waqti wamakaan. ***
57.
MANQOBAH KELIMA PULUH TUJUH : SYEKH NAQSYABANDI MENERIMA TALKIN ZIKIR
ISMUDZAT DARI SYEKH ABDUL QODIR Syekh Abdullah Al Balko meriwayatkan
dalam kitab Khawariqul Ahtab Fi Ma'rifatil Akhtob pada bab kedua puluh
lima: "Saya menerima berita dari Khowajaki Sarmasat, ia mendengar
pembicaraan guru-guru (para Syekh Kamilin) yang bertempat tinggal di
negara Bukhori, mereka menceritakan bahwa Syekh Abdul Qodir Ghaotsal
'Adhom pada suatu hari beliau berdiri diatas pagu, loteng sebuah rumah
menghadap ke arah kawasan Bukhoro. Di sana beliau bersama-sama dengan
jamaah ikhwan, beliau mencium wangi kemuliaan, lalu Syekh berkata:
"Nanti sepeninggalku, pada masa seratus lima puluh tujuh tahun yang akan
datang, akan lahir seorang anak lelaki Qolandi Muhamadi, nama
lengkapnya Syekh Bahauddin Muhammad An-Naqsyabandi. Dia akan memperoleh
limpahan nikmat keistimewaanku", dan hal ini terbukti seperti apa yang
dikatakan Syekh. Diriwayatkan pula, pada waktu Syekh Naqsyabandi
setelah beliau menerima baiat pentalkinan dari gurunya As-Sayyid Amir
Kulal, gurunya memerintahkan kepada Syekh Naqsyabandi agar thorekatnya
itu dihayati dengan sungguh-sungguh, dengan menguatkan ingatannya kepada
lsmul 'Adhom. Dirasakan oleh beliau bahwa Ismu Dzat itu masih labil,
belum mantap dalam hatinya, sehingga timbul rasa cemas, lalu
berangkatlah menuju suatu lapangan, kebetulan di sana beliau bertemu
dengan Nabi Khidir a.s. Setelah disambut dengan ucapan salam, Nabi
Khidir a.s. berkata: "Wahai Bahauddin, sesungguhnya Ismu Dzat itu telah
sampai padaku, telah kuperoleh dari Syekh Abdul Qodir, oleh karena itu
saya anjurkan padamu agar kami bertawajjuh rabithoh kepada Syekh Abdul
Qodir untuk memperoleh keberkahannya". Pada malam harinya, Syekh
Bahauddin mimpi bertemu dengan Syekh Abdul Qodir, langsung beliau
memberi isyarat dengan jari tangan kanannya ke arah dada Syekh
Bahauddin, lalu beliau mencap mentalkin lsmul 'Adhom itu pada hatinya.
Setelah ditalkin, terasa kemantapan dan bisa menghayati sesuatu yang
dicemaskan tadi. Keesokan harinya telah dikenal di kalangan masyarakat
di tempat itu hal yang telah dialami Syekh Bahauddin, lalu mereka
menanyakannya. Syekh Bahauddin menjawab: "Sesungguhnya ini suatu
pelimpahan dari segala kelimpahan suatu inayah, pada malam keberkahan
itu, saya telah memperoleh limpahan kenikmatan dari Gaotsal 'Adhom dan
pada malam itu saya melihat bertambahnya peningkatan kondisi mental
kerohanianku". Pada masa itu telah mashur di kalangan masyarakat dan
para wali bahwa Syekh Bahauddin telah dicap Ismudzat pada hatinya oleh
Syekh Abdul Qodir. Demikian pula halnya Syekh Abdul Qodir mencap,
mentalkin lsmul 'Adhom (Ismu Dzat) pada hati murid-muridnya. Kemudian
banyak para wali yang datang berkunjung kepada Syekh Bahauddin, mereka
menanyakan tentang pandangannya atas perkataan Syekh Abdul Qodir:
"Qodamii ‘Alaa Roqobati Kulli Waliyulloh". Syekh Bahauddin menjawab
"Sesungguhnya menurut pandanganku beliau itu bukan hanya sekedar memijak
pundak, tapi "’Alaa ‘aeni au ’alaa Bashirotti (Memijak pada mataku atau
pada mata hati nuraniku)". *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا
باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***



TERIMAKASIH POSTINGANNYA
BalasHapus