Dalam berbagai aktifitas dan pola
kehidupannya, Rasulullah memang sudah di rancang oleh Allah SWT sebagai contoh
teladan yang baik (al uswah hasanah) bagi semua manusia. Teladan ini
mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk dalam pola makan.
Sepintas maslaah makan ini tampak
sederhana, tapi dengan pola makan yang dicontohkan Rasulullah, beliau terbukti
memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar. Bahkan, berbagai riwayat
shahih menjelaskan bahwa Rasulullah sanggup membanting Rukanah beberapa kali
dalam sebuah pertarungan gulat, padahal Rukanah adalah juara gulat Mekkah yang
saat itu tak terkalahkan.
Ketika Kaisar
Romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah ternyata selama setahun dokter
tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit. Dokter tsb bertanya kepada
Rasulullah tentang rahasia kaum muslimin yang sangat jarang mengalami
sakit. Rasulullah bersabda:
‘Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali sudah betul betul lapar dan apabila
makan, kami berhenti sebelum kekenyangan’ (Al hadist*)
Aktifitas
Rasulullah yang padat dengan dakwah dan perjuanganmenegakkan agama yang masih
muda ini, sehingga tiap menit dalam kehidupan Rasulullah selalu di isi dengan
kegiatan yang produktif. Rasulullah hampir tidak pernah bermalas malasan,
berbicara tanpa tujuan ataupun tidur yang melebihi batas. Siang dan malam
waktu bleiau dipadati oleh urusan dakwah dan perjuangan. Aktifitas yang
sarat beban ini harus di dukung oleh kondisi fisik yang prima. Dan
Alhamdulillah, Rasulullah selalu dalam keadaan sehat dan hanya mengalami dua
kali sakit selama hidupnya. Pertama, ketika di racun oleh seorang wanita
Yahudi yang menghidangkan makanan kepada Rasulullah di Madinah. Kedua, menjelang wafatnya.
Para ahli kesehatan menilai gaya hidup
Rasulullah dalam mengkonsumsi makanan, memberikan pengaruh besar terhadap
kondisi kesehatan beliau. Kecerdasan Rasulullah dalam memilih menu
makanan dan mengatur pola konsumsi telah menentukan tingkat kesehatan beliau.
Akhir akhir ini dunia medis baru
menyadari bahwa ternyata pola makan merupakan faktor penentu dari penyakit2
yang di derita manusia. Kebanyakan penyakit disebabkan oleh kacaunya pola
makan, dan begitu pula faktor penyembuhan penyakit seringkali ditentukan
dari pola makan seseorang. Itulah sebabnya sekarang pola makan menjadi
bagian dari obat dan penyembuhan. Selama ini dikenal dua bentuk
pengobatan, yaitu:
1.
Pengobatan sebelum terjangkit penyakit, yang sering di sebut pencegahan(preventif/ Ath thib Al wiqo’i)
2. Pengobatan
setelah terjangkit penyakit (ath
thib al ‘ilaji)
Dengan
mencontoh pola makan Rasulullah, kita sebenarnya sedang menjalani terapi
pencegahan penyakit dengan makanan (attadawi bil ghidza). Hal ini jauh lebih baik dan murah
daripada kita harus berhubungan dengan obat obat kimia senyawa sintetik yang
hakekatnya adalah racun. Berbeda dengan pengobatan alamiah Rasulullah
melalui makanan dengan senyawa kimia organik.
Kita mengenal ungkapan, “mencegah
lebih baik dari mengobati”. Mengenal serta meneladani pola makan
Rasulullah merupakan langkah aplikatif dan tindakan preventif dari penyakit
yang bisa menyerang tubuh kita.
Jika kita cermat melihat pola hidup
Rasulullah, maka akan kita dapati point penting sbb:
1. Asupan awal ke
dalam tubuh Rasulullah adalah udara segar di subuh hari. Beliau bangun
sebelum subuh dan melaksanakan (shalat) qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan bahwa
udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori
oleh zat zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi
metabolisme tubuh. Hal ini jelas sangat besar pengaruhnya terhadap
vitalitas dalam aktifitasnya sehari penuh. Orang yang memulai
kehidupan di pagi hari dengan bangun subuh, biasanya menjalani hari dengna
penuh semangat dan optimisme. Berbeda dengan orang yang tidak bangun di
subuh hari, biasanya lebih mudah terserang rasa malas beraktifitas.
2. Di pagi hari,
Rasulullah menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan giginya.
Mulut dan gigi merupakan organ tubuh yang sangat berperan dalam konsumsi
makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi
makanan menjadi terganggu. Kita tahu siwak mengandung fluor yang sangat bermanfaat dalam menjaga
kesehatan gigi dan gusi. Fluor yang terkandung dalam siwak merupakan
fluor alami yang berguna, berbeda dengan fluor sintetik yang dapat membahayakan
kesehatan. Saat ini, fluor alami yang terdapat dalam siwak sudah
mampu di ekstraksi dalam bentuk pasta gigi agar mudah di gunakan.
3. Di pagi hari
pula Rasulullah membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin yang di
campur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luarbiasa. Dalam Al
Quran, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim
nakiroh, menunjukkan
arti umum dan menyeluruh. Hal ini berarti pada dasarnya madu bisa
menjadi obat atas berbagai penyakit. Di tinjau dari ilmu kesehatan, madu
berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus usus, dan menyembuhkan
sembelit, wasir dan peradangan. Madu juga mengandung mikronutrisi yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh. dalam istilah masyarakat Arab, madu di
kenal dengan al hafidz al amin karena bisa menyembuhkan luka bakar.
4. Masuk waktu
dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah senantiasa mengkonsumsi 7 butir kurma ajwa’ (matang).
Rasulullah pernah bersabda, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma,
maka akan terlindungi dari racun”. Hal ini terbukti ketika seorang wanita
Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan
di perang Khaibar, racun yang tertelan oleh beliau kemudian bisa di netralisir
oleh zat zat yang terkandung dalam kurma. Sementara itu Bisyir ibnu al
barra, salah seorang sahabat yang ikut makan racun tsb, akhirnya
meninggal. Tetapi Rasulullah selamat dari racun tsb. Rahasianya
adalah 7 butir kurma yang biasa di konsumsi Rasulullah.
5. Menjelang sore
hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Tentu saja
tidak hanya cuka dan minyak zaitun, tetapi dikonsumsi dengan makanan pokok
seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah
tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol
dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun
juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim
dingin. Ada cerita menarik terkait dengan buah Tin dan minyak
Zaitun. Allah bersumpah dalam surat At Tin. Dalam Al Quran, kata at tin
hanya disebutkan sekali, sedangkan kata az zaytun diulang sampai 7X. Seorang ahli
melakukan penelitian terkait hal itu. Kesimpulannya luar biasa: jika zat
zat yang terkandung dalam at tin dan az zaytun berkumpul dalam tubuh manusia dengan
perbandingan 1;7, maka akan menghasilkan ahsani taqwim (tubuh terbaik dan optimum
kekuatannya) sebagaimana tercantum dalam surat At Tin
6. Di malam hari,
menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur mayur. Beberapa riwayat
mengatakan, Rasulullah selalu mengkonsumsisana al
makki dan sanut. (Dalam kamus Al
Munjid Sana dan sanut berarti
jenis tumbuh tumbuhan, bisa bermakna sayuran atau lalapan. Tapisanut bisa juga berarti madu dan
keju). Menurut Prof. Dr Musthofa, di Mesir keduanya mirip dengan sabbath dan ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup asing bagi
orang luar Arab, tpai Prof. Musthofa menjelaskan, intinya adalah sayur
sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang
sama, yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindunginya dari serangan
penyakit. Rasulullah tidak langsung tidur setelah makan malam.
Beliau beraktifitas dulu supaya makanan yang di konsumsi masuk lambung dengan
cepat dan baik sehingga mudah di cerna. Caranya bisa juga dengan
shalat. Rasulullah bersabda: “Cairkan makanan kalian dengan zikir kepada
Allah dan shalat dan janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat
membuat hati kalian menjadi keras” (HR
Abu Nu’aim dari Aisyah r.a)
7. Disamping menu
wajib diatas, ada beberapa jenis makanan yang disukai Rasulullah tetapi beliau
tidak rutin mengkonsumsinya. Diantaranyatsarid,
yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Beliau juga
senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa
mencegah penyakit gula. kemudian beliau juga senang makan buah
anggur dan hilbah (susu).
8. Rasulullah
sering menyempatkan untuk berolahraga. Terkadang beliau berolahraga
sambil bermain dengan anak anak dan cucu cucunya. pernah pula beliau
lomba lari dengan istri tercintanya, Aisyah ra. Olah raga diakui oleh
para ahli kesehatan sangat bermanfaat bagi tubuh.
9. Rasulullah
tidak menganjurkan umatnya untuk bergadang. Karena itulah beliau tidak
menyukai berbincang bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya
beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang
cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.
Pola makan
Rasulullah ternyata sangat cocok dengan irama biologis berupa
siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian
rhytme (irama
biologis).
Prof. Dr Musthofa Romadhon juga
menjelaskan tentang tata cara Rasulullah mengkonsumsi makanan. Hal ini tidak
kalah pentingnya dengan pemilihan menu. Setinggi apapun gizinya, jika pola
konsumsinya tidak teratur, tetap akan berdampak buruk terhadap kesehatan.
Inti pola
konsumsi Rasulullah adalah menghindari isrof (berlebihan) dalam makan dan
minum. Rasulullah bersabda: “Tidaklah anak Adam memenuhi sesuatu yagn
lebih buruk dari perutnya. Cukuplah baig anak Adam beberapa suap yang
dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak ada cara lain maka
sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga untuk air minumnya dan
sepertiga lagi untuk nafasnya (udara)” (HR Tirmidzi dan Al Hakim. Imam Arna’uth dan Imam Adz
Dzhahabi mensahihkan hadist ini)
Ketika
seseorang terlalu kenyang dan terlalu banyak makan, maka lambung akan penuh dan
pernafasannya akan terganggu. Proses pencernaan menjadi lama dna zat zat
yang terkandung dalam maknanan tsb. menjadi tidka berfungsi dengan baik.
Kondisi fisik menjadi tidak prima dan aktifitas pun tidak maksimal. Prof.
Dr Musthofa menekankan bahwa assyab’u (kenyang) itu bukanal imtila (memenuhi perut dengan makanan).
Kenyang yang sebenarnya adalah tercukupinya tubuh oleh zat zat yang
dibuthkannya sesuai dengan proporsi dan ukurannya.
Rasulullah
tidak pernah melakukan idkhol at thoam ‘ala thoam (makan lagi sesudah kenyang).
Suatu hari, dimasa setelah Rasulullah wafat, para sahabat mengunjungi
Aisyah. Saat itu Khilafah Islamiyah sangat luas dan makmur. Sambil
menunggu Aisyah, para sahabat yang saat itu sudah menjadi kaya raya, saling
bercerita tentang menu makanan mereka yang meningkat dan bermacam macam.
Aisyah yang mendengar hal itu tiba
tiba menangis. Tentu saja para sahabat terheran heran, “Apa yang
membuatmu menangis wahai bunda Aisyah?” tanya para sahabat.
Aisyah menjawab, “Dahulu Rasulullah
tidak pernah mengenyangkan perutnya dengan (mencapai) dua jenis
makanan. Ketika sudah kenyang dengan roti, beliau tidak akan makan kurma,
dan ketika sudah kenyang dengan kurma, beliau tidak akan makan roti”
Penelitian membuktikan bahwa
berkumpulnya macam macam makanan dalam perut telah melahirkan bermacam macam
penyakit. Maka sebaiknya tidak mudah tergoda untuk makan lagi jika sudah
kenyang.


0 komentar:
Posting Komentar